Friday, February 25, 2005

Hari Bumi Diperintahkan Hancur

Selalu ada gidik roma untuk setiap nama kiamat. Huru Hara Akhir Zaman? Best seller. Produk-produk lain pun telah bernasib (mirip) sama: Dajjal dan Segitiga Bermuda, Jesus Will Return, The Day After Tomorrow, Armageddon. Isu akhir zaman merk dagang yang menjanjikan. Untuk film, untuk buku. Laris manis ditonton, dibaca, diresapi orang-orang.
Uang bukan selalu momok alasan. Saya yakin, ada sense lebih bila bicara hal ini. Dooms Day sudah diprediksi sejak dulu: era kerasulan, analisa para ilmuwan sampai peramal-peramal ilmu setan tak jelas. Headline yang (seringkali) berhasil menyedot perhatian massa dalam jumlah besar. Tentu saja. Bermain-main dengan apa yang manusia pikirkan selalu menarik: ketakutan, harapan, ingin tahu. Berdoa semoga saja kiamat masih jauh.
Semoga saja kita sudah mati sebelum itu terjadi. Kiamat: Ya, Allah, semoga masih satu abad lagi!
Aneka ria reaksi meletup, bermunculan. Macam-macam, tapi satu keyakinan: manusia tidak siap kehidupannya diganggu jeritan sangkakala. Sangkakala yang akan berbunyi begitu tiba-tiba: saat manusia-manusia berani berzina di pinggir jalan tanpa malu seperti sepasang keledai. Hidup dunia terasa sangat nyaman; bokek maupun tidak bokek--hey, kenapa bisa begitu sih? Semua orang lalu beramai-ramai melupakan kiamat bila mendengar siapapun bicara kiamat. Sangat takut. Betul kecut.
Membayangkannya saja kerut: gunung-gunung dihambur-hamburkan, langit pecah retak, bumi berguncang luar biasa richter, asap merah berembus, manusia-manusia memutus pita suara mereka dengan berteriak minta tolong--mencari perlindungan yang mungkin juga tengah berteriak mencari perlindungan. Belum lagi bicara hari kebangkitan, hari perhitungan, hari lewati jembatan rambut tujuh belahan: berpenampang neraka yang apinya berwarna-warna: merah, hitam, putih (karena telah Allah siapkan demikian lamanya).
Saya sama seperti orang-orang: takut, ngeri. Apa jadinya bila saya mengalami itu semua? Apa saya siap? Apa saya mampu? Apa saya akan selamat?!
Blep. Kosong. Saya tidak punya jawaban. Saya kasihan terhadap diri saya sendiri, dan semua orang; kita. Kita yang cuma mampu menduga-duga nasib kelak di kampung akhirat. Mungkin begini, mungkin begitu. Astaga, siapa sih yang tidak bergetar memikirkan itu semua?! Abu Bakar saja menangis. Rasul saja menangis. Kita? Hoho, ada yang terlalu angkuh untuk melakoni itu semua. Padahal tidak ada jaminan sedikitpun dari Allah, layaknya Nabi Muhammad atau assabiqunal awwalun. Ibadah sedikit, sering tidak khusyuk. Sholat bertabur riya dalam setiap ruku sujud tuma'ninahnya. Sekalinya ikhlas, dirusak dengan menceritakannya pada orang-orang; serta tidak lupa busungkan dada, berharap terlihat gagah dan sholeh/ah. Pelit sedekah, gampang marah-marah. Enggan ukir prassati kebajikan, bahkan untuk diri sendiri.
Kalau sudah demikian, jawablah dengan lantang: atas alasan yang mana kita harus masuk surga? Jangan katakan Allah tidak menciptakan neraka untuk kita. Ah, tidakkah kalian tahu jika itu mungkin saja? Mungkin, neraka memang diciptakan untuk membakar kita. Menghanguskan, mendebukan jasad kita--tulang jadi debu, darah jadi debu; habis. Disiksa air mendidih, disembelih parang besar milik malaikat berwajah garang--yang bahkan berwajah masam pada Rasulullah. Tidakkah itu menakutkan? Tidakkah itu sedikit saja membuat kita berpikir untuk menyudahi kepura-puraan kita? Bersandiwara seolah amnesia, seolah lupa nyawa kita akan berakhir di liang kuburan dan dibangkitkan kembali untuk mempertanggungjawabkannya.
Mungkin, kebaikan-kebaikan yang kita lakukan tidak akan membawa kita terbang melewati neraka. Mungkin tidak akan cukup untuk membayar tiket ke surga. Malah, bisa saja, kebaikan itu yang menyeret kita ke bibir jurang nestapa dan melemparkan kita ke dalamnya. Skeptis memang, tapi itulah masa depan.
Akhirat masih misteri untuk seluruh makhluk hidup. Segalanya bisa saja terjadi. Penyeru-penyeru dakwah bernasib sial. Pendosa-pendosa melenggang lintasi gerbang kesyahduan; surga yang belum pernah dilihat manusia sebelumnya. Segala tergantung Allah, Rabb penguasa alam--yang menggenggamnya dengan tiada kepayahan sezarrah saja. Yang tahu setiap hati, yang tahu setiap niat yang terbersit. Segalanya masih teka-teki. Akhir hidup kita, ujung nyawa kita. Saya kira benar dugaan saya: saya dan Anda belum tentu masuk surga. Mungkin... malah sebaliknya. Silahkan ketakutan. Silahkan menggigil sampai gila.
Hanya ada dua pilihan: surga atau neraka. Kita akan berakhir di salah satunya. Selamanya meneguk kenikmatan atau menangis sepanjang waktu, yang pedihnya tiada berujung lagi sesudah itu. Ada baiknya mulai sekarang kita bersujud. Mengingat Allah sepenuhnya. Mohon ampun dan berazzam jadi hamba yang tawakkal. Ada baiknya kita juga saling mendoakan. Saling menyelamatkan. Atas nama cinta, atas nama kasih sayang. Sebab Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang. Yang memiliki ampunan dan cinta lebih besar dari angkara-Nya terhadap kezaliman. Dia menyukai orang-orang yang berbuat baik, yang menebar kebaikan. Orang-orang yang merelakan harta, jiwa, dan tenaganya guna membela dien-Nya. Orang-orang yang tahu apa itu ukhuwah dan menyemainya di hati peradaban. Bukankah risalah telah mengatakan: ridho Allah membentang pada manusia yang saling mencintai karena-Nya?
Tengadahkan tangan, dan mulailah rangkai munajat. Saat sholat, setiap ingat. Untuk saudara-saudara kita. Agar selamat dunia, agar selamat akhirat. Cepat. Jangan ditunda-tunda, sebab tak ada cukup dalih untuk menunda-nunda. Para ustadz sudah berceramah. Tanda-tanda zaman telah gamblang berkomentar: wanita lebih banyak dari pria, para gembala berlomba membangun gedung-gedung pencakar langit, AIDS-sindrom/penyakit yang belum pernah ditemui pada masa sebelum ini dan tiada obatnya. Saya mohon... jangan tunggu Dajjal muncul lebih cepat dan mengatakan kalau kiamat itu sudah dekat.
This My Friends Posted by Hello
Purwakarta in Workshop , Our Team ; A.Haris , Havas , Basuki , Junaidin , Sutrisno , Sabik , Zarkoni ( Yg ambil nih Gambar ) , Zarkasih
This is My Familly Photo Posted by Hello
Ini adalah Photo keluarga kami ; A. Haris (29th ) , Sugiyatmi ( 30th), Syahid (5th), Syamil (1th )

Thursday, February 24, 2005

Sabarlah wahai anakku....

Sudah dua hari ini semenjak syahid aku marahi karena susah untuk belajar nulis angka 5, tak kusangka malamnya dia batuk-batuk pilek dan sampai dengan sore kemarin dia sudah agak baikan namun nafasnya masih susah , walaupun pada kemarin malam saya bawa dia kerumah sakit dan sempat divonis radang paru-paru oleh dokter dan menyarankan untuk di rawat , tapi aku menolak karena aku mastikan untuk di Fisioterapi dahulu setelah itu kalau keadaanya masih belum ada perubahan baru aku akan melakukan itu .

Allhamdulillah dengan izin Allah mulai semalam dia sudah agak baikan dan batuknya pun sudah agak jarang walaupun sekarang bila ia batuk dadanya sakit katanya .

Insya Allah nanti malam aku akan kembali lagi ke RS untuk melakukan rawat jalan Fisioterapi yg ke 3 karena kemarin siang aku sudah bawa lagi ke RS untuk melakukannya yg ke2 .

Mudah-mudahan yg ke 3 ini menghasilkan perkembangan ke arah kesembuhan .
Bagi rekan-rekan ku yg membaca blog ku ini , mohon doanya bagi kesembuhan anak saya.

kiranya itu aja ......

Wassalam.

Wednesday, February 23, 2005

Karena Negeri Akhirat itu Ada

Karena Negeri Akhirat itu Ada

Sedang apa kau disana? Kuharap kau telah dapatkan makanan lezat, pembayar laparmu di masa lalu Kuharap kau telah temui ayah bunda, penuhi kasih yang hilang sepanjang usiamu Kuharap kau tengah bercanda gembira, seperti yang kau rindui di waktu lalu Kuharap kau tengah terlimpah dalam rahmat-Nya, obati semua deritamu yang dulu.
***

Dia lahir di keluarga papa. Usia lima tahun ayah bunda tiada. Masa kecil dan remajanya terampas tanpa jeda. Ia kehilangan sekolah dan teman bercanda. Usia sepuluh ikut sang paman mengadu nasib ke negeri tetangga. Menjadi buruh di perkebunan milik negara tanpa surat-surat yang semestinya. Delapan tahun ia nelangsa: tenaganya dibayar hanya dengan makan sehari dua kali saja.
Meski buta huruf, darah muda mendorongnya untuk menunjukkan asa. Ia meminta bayaran yang menjadi haknya. Namun yang ia peroleh adalah pemberhentian kerja. Tiga bulan ia pindah ke perusahaan swasta. Sayang, nasibnya tetap sama. Ia tak dibayar atas pekerjaannya. Bahkan diusir pulang ke Indonesia. Berjalan kaki ia, menembus belantara. Hendak kembali di negeri orang tuanya. Delapan hari ia membawa tubuhnya tanpa penebus lapar dahaga. Hingga akhirnya ditemukan warga, dalam keadaan lemah tiada daya.
Dua minggu ia dirawat oleh penduduk desa. Namun kondisinya kian memburuk jua. Dan di rumah sakit Nunukan: ia meninggal karena kekurangan gizi, dehidrasi dan sakit TBC yang dideritanya. Pemuda kecil ini, Amir namanya. Delapan belas tahun usianya saat maut mengakhiri deritanya.
***
Air mata yang membanjir saat membaca berita tentangnya tak berarti apa-apa. Tak mampu menerjemahkan semua sesak di dada. Tak dapat meringankan semu derita yang telah dijalaninya selama delapan belas tahun. Tak dapat mewakili semua tanya yang bergaung di kepala:
Mengapa? Mengapa dia hidup hanya untuk menderita? Mengapa? Mengapa ketidakadilan harus ditanggungnya sepanjang usia? Mengapa? Mengapa yang ia rasakan dari dunia hanyalah luka dan lara? Mengapa? Mengapa ia tak mendapat kesempatan untuk menikmatinya walau sedikit saja?
Mengapa? Mengapa dia? Dan mengapa begini adanya? Sedang manusia lain merasakan nikmat tak terperi di dunia ini.
Mengapakah dia tak berhak meski hanya sekedar mencicipi? Mengapa, ya Ilahi Rabbi?
***
Dengan menundukkan kepala, aku mendengar seluruh alam bercerita tentang Kuasa-NYA. Karena memang demikianlah sifat dunia. Karena memang seperti itulah makhluk dicipta. Untuk memberi kesempatan bagi manusia mengaplikasikan sifat manusiawi berusaha dan berkreasi. Untuk memilah siapa yang berbakti dan siapa yang mengingkari. Untuk menunjukkan kuasa sang Pencipta, bahwa ia Maha Kreatif menciptakan milyaran -bahkan tak terhitung- jalan hidup yang berbeda bagi setiap makhluk. Bahwa Ia perkasa. Bahwa Ia tempat segala pinta. Dan kemudian ia mencipta negeri akhirat sebagai campur tanganNya atas segala kondisi dunia. Sebagai bukti keadilanNya. Sebagai bukti kasihNya. Setiap yang pernah tinggal di dunia akan mendapat pengganti yang setimpal atas semua tingkah baik buruknya di dunia.
Dan di sana, Amir akan mendapatkan semua yang tak ia ia peroleh ketika fana.
Kuharap kau telah dapatkan makanan lezat, pembayar laparmu di masa lalu Kuharap kau telah temui ayah bunda, penuhi kasih yang hilang sepanjang usiamu Kuharap kau tengah bercanda gembira, seperti yang kau rindui di waktu lalu Kuharap kau tengah terlimpah dalam rahmat-Nya, obati semua deritamu yang dulu.
***

Tuesday, February 22, 2005

Meeting tak terduga.....

Kaget .....!!!!!
Itulah perasaan yang kini aku alami , walaupun terus terang bangga ....
Pasalnya jam 15.30 tadi kami dipanggil meeting dengan pak Hardiyanto , kami kira ada hal yang harus kami meetingkan berkenaan dengan pekerjaan .

Walaupun setahu aku beliau jarang sekali meeting pada jam-jam segitu , makanya kami bertiga heran nggak biasanya nih pikirku .

Nah...pada saat meeting kami biasa diawali dengan hal-hal yang kami bicarakan yang berhubungan dengan kerjaan ,,,, tapi disaat itu juga beliau mengumumkan hal yang sama sekali tidak kami duga -duga ....beliau mengumumkan akan resign pada hari ini juga , dan besok beliau sudah tidak bekerja lagi diSEIN . Kami sempat tidak percaya dengan pembicaraan beliau , karena beliau sebelumnya tidak ada omongan yang menjurus kepada keputusan itu . Walaupun dulu dia pernah bicara namun tidak serius .

Akhirnya kami harus menerima keputusan beliau , karena mungkin hal itulah yang mungkin jalan terbaik baginya , Sebenarnya aku dalam hati bangga kepada beliau karena begitu beraninya dia meninggalkan hal-hal yang ada ditempat pekerjaannya sekarang apalagi dia secara status dan level sudah senior Manager . yang kalau dipikir segalanya dia sudah punya .

Tapi beliau dengan beraninya dan dengan mantapnya akan keluar , hal ini dia lakukan dengan optimisme yang tinggi yang memang sudah beliau tahu mungkin sebelumnya nanti mau akan melangkah kemana .

Tetapi walaupun begitu saya merasa sangat sedih sekali karena terus terang beliau adalah orang yang paling saya banggakan , orang yang sudah saya anggap orang tua saya diSEIN ini , tempat aku mencurahkan hal-hal yang sulit saya putuskan, sampai orang yang saya jadikan panutan untuk setiap management kerjanya , wajar kalau setingkat pak Amali saja beliau sangat berat berpisah dengan pak Hardi begitupun aku . atau orang yang saya jadikan rujukan untuk meminjam uang disaat - saat yang sulit .

Namun , hal ini harus saya terima dengan lapang dada dan Ikhlas , karena biar bagaimanapun itulah jalan yang terbaikbagi beliau .

Selamat jalan pak Hardi , semoga sukses diluar sana , Insya Allah kami akan selalu mendukung segala usaha dan cita-cita pak Hardi , apalagi cita-cita yg begitu mulia yang bapak inginkan yaitu membuat satu yayasan pendidikan .

Semoga sukses pak Hardi , jasa bapak tidak akan kami lupakan.


Wassalam.

Hardiyanto
Tlp.0816-1928551

Monday, February 21, 2005

Rasa bersalah ku.......

Masih inget kejadian semalam , saat istriku mengajarkan anakku mengerjakan PR sekolahnya , dalam kondisi setengah kesal karena nggak bisa-bisa mengerjaknnya . Istriku habis kesabaran setelah dia mengajarkan akhirnya dia meninggalkan anakku dengan tugasnya untuk membuat angka 5 , sampai akhirnya saya sendiri yg harus mengecek .

Namun karena memang nggak bisa-bisa anakku mengerjakannya , aku pun akhirnya kesal dan sampai-sampai anakku nangis karena aku omelin . Memang terus terang walaupun usianya baru beranjak 5th namun keterbatasan daya tangkapnya agak kurang dan mungkin karena dipengaruhi oleh lambat bicaranya saat ini .

Akhirnya aku rebahkan badanku untuk tidur , namun masih terasa tidak puasnya aku mengajarkan anakku karena tidak berhasil aku mengajarkannya .

Walaupun demikian aku merasa bersalah karena terlalu keras aku mengajarkan anakku.
dalam tidur aku berharap ada keajaiban pada diri anakku untuk segera dapat berbicara dengan lancar dan mudah menerima pelajaran .

Ya...rabb jadikanlah anak-anakku , anak2 yang berqualitas , yang bertaqwa dan menjadikan pemimpin bagi masyarakatnya .Amin.

Maaf kan abi nak..karena terlalu keras abi mengajarkan syahid.

Hari ini Hari paling seneng juga paling empet...

Hari ini terus terang hari paling seneng karena hari Gajian ku , en kemarin( Jum`at ) kebetulan ditnjuk sebagai Best Employe divisi VD untuk Dept MC , karena dapet uang 200rb karena itu .

Eh...hari ini juga dapet Gajian , waduh Allhamdulillah segala puji dan syukurku panjatkan hanya untuk Allah SWT yang telah menetapkan Rizkiku , rizki istriku dan anak-anakku .

Tapi....hari ini hari empet banget deh..
pasalnya temenku menemukan adanya tindak pencurian barang berupa PCB Main , dan pagi ini saat hendak mendokumentasikan barang tersebut , saya memergoki orang tersebut sedang bawa barang itu untuk dipindahkan ketempat yang lebih aman ( mungkin ).

Namun ditengah ketidak percayaan itulah saya jadi bingung untuk melaporkan hal itu .
Karena orang tersebut notabene pekerjaanya memang tidak bekerja di perushaan saya ( Cleaning Service ) .

Tapi apa boleh buat dari pada hal ini dibiarkan dan akan menjadikan dia terus-terusan berbuat yg nggak baik . Saya menginformasikanlah kepada atasan saya.

Sampai-sampai endingnya orang tersebut dikeluarkan .
hal inilah yang membuat saya empet , pasalnya saya kasihan dengan orang itu karena dia orangnya kelihatannya orang pas-pasan secara ekonomi ...kenapa mesti saya yang memergoki dia.....kenapa lagi dia berbuat begitu....

Uh...itulah hidup..kadang orang yg nggak disangka -sangka yg berbuat .

Rabbana la tuhjigkulubana ba`da izhadaitana wahablana miladunka rohmah inaka angtalwahab ...