Tuesday, August 30, 2005

Mukhoyam 1 Gunung Halimun 26 s/d 28 Agustus 2005 Posted by Picasa

Thursday, July 21, 2005

Today is 10 years SEIN

Ya....hari ini tanggal 22 Juli 2005
10 tahun yang lalu saat saya bergabung dengan SEIN , nggak terasa 10th sudah bekerja di SEIN ini ...

Ya....waktu 10th memang tidaklah waktu yang sebentar perlu kesabaran dan keuletan untuk tetap menjalani amanah ini . Apalagi sekarang saya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak akan tambah amanah yang saya emban , terutama amanah untuk memberikan napkah untuk istri dan anak-anak saya.

Ya....10th itu waktu yang panjang...
semoga waktu 10th itu waktu yang berkualitas , waktu yang penuh keberkahan dalam hidup saya...

Amin...
SEIN ( 22 Juli 2005 )
Cikarang...

Abu Syahid

Sunday, July 17, 2005

Lagi Ceramah Posted by Picasa


Allhamdulillah , pada tanggal 16 ~ 17 Juli 2005 , DKM Musholla Al-Hijrah VD Pt.Samsung El,Ind . Mengadakan Rihlah bersama dengan peserta 15 Orang , berangkat hari Jum`at malam langsung dari Pt.Samsung selepas kerja jam.19.30WIB untuk kemudian bermalam di Muara Angke karena menunggu keberangkatan Kapal Motor esok harinya karena memang jadwal keberangkatannya setiap jam.07.30WIB .

Esok harinya kami berangkat tepat jam 07.30WIB sesuai dengan jadwal keberangkatannya , normalnya perjalanan menempuh hampir 3Jam , tapi Asyik juga diatas kapal sambil menikmati suasana , disayangkan untuk wilayah muara angke pantainya kotor dengan sampah hingga beberapa kilo meter dari pantaipun masih banyak sampah sehingga kami kurang begitu menikmati pemandangan ini , setelah menempuh jarak satu jam baru air laut terlihat hijau dan jernih dengan ombak yang sedikit berdesir , selama 3 jam sampailah kami di Pulau Tidung - Kepulauan Seribu dan langsung menuju kerumah teman kami yang asli pulau itu .

Selepas sholat Dzuhur kami pun langsung ke tempat lokasi Camping yang lokasinya tidak jauh dari rumah teman saya . Setelah kami selesai mendirikan tenda kami pun langsung buka acara kegiatan setelah itu kami acara bebas dengan didahulukan mandi dipantai ( maklum kami belum mandi sejak semalam ), diadakan Outbond sedikit dan acara dilanjutkan Mancing Ikan , tapi kami nggak tega mancing ikan disana karena yang kami pancing ikannya bagus-bagus seperti ikan hias , tapi apa boleh buat yang ada memang ikan seperti itu sih .

Malam harinya acara dilanjutkan dengan bakar ikan yang tadi siang kami tangkap , dan sedikit lauk pauk yang kami bawa dari Jakarta . Namun dikarenakan hujan malam itu beberapa orang balik ke rumah teman saya dan sebagian diam ditenda tapi karena hujan disertai angin kencang dan meluapnya air laut akhirnya kami tinggalkan tenda untuk kembali ke bermalam di musholla dekat rumah teman kami .

Pagi harinya kami langsung rapihkan tenda-tenda kami yang semalam kami tinggalkan dengan kondisi basah dan berantakan , tapi Alhamdulillah acara berjalan dengan kesan yang membekas dan senaang ...Kamipun pulang jam.07.30WIB sesuai jadwal keberangkatan kapal .

Akhirnya , dengan bersyukur kepada Allah SWT acara ini telah terlaksana dengan baik , mudah -mudahan Allah SWT memberikan kami waktu lagi untuk menikmati beberapa ciptaan-Nya . Amin.

Pulau Tidung - Kepuluan Seribu , 16 ~ 17 juli 2005
Rihlah Al-Hijrah VD .
Di Pulau Tidung Posted by Picasa


Saat tiba akan pulang didermaga pulau Tidung , kelihatanya seger tuh ..padahal kecapean tuh....
masang tenda Posted by Picasa


Saat Masang tenda di Pinggir pantai Pulau tidung , nggak disangka akhirnya nih tenda malamnya harus dibongkar karena badai hujan sangat kencang . Uji Nyali dinyatakan gagal pada malam itu....tapi Allhamdulillah semuanya selamat.
On the Sea Posted by Picasa


Mejeng dikit euy...di Tengah laut ...
Muara Angke Posted by Picasa


Saat akan berangkat ke pulau Tidung - Kepulauan Seribu , lokasi di Muara Angke jam.07.30 WIB

Monday, July 11, 2005

Padi dan Nasi Sisa

Dulu setiap suku di Indonesia memiliki makanan pokok khas daerah. Meskipun sekarang masih ada, tapi hampir sebagian besar daerah di Indonesia sekarang ini mengkonsumsi beras (nasi) sebagai makanan pokok. Dulu Indonesia dikenal sebagai lumbung padi dengan swasembada beras bahkan sempat mengekspor beras ke luar negri. Catatan hari ini Indonesia termasuk negara yang mengimpor beras dari luar negri sedang 60% lebih penduduk Indonesia hidup di pedesaan dari bertani.
Ada proses yang panjang sebelum menjadi nasi. Petani menanam benih; benih padi tumbuh antara 3 – 6 bulan untuk berbuah dan siap dipanen; padi dipanen dan dijemur; padi digiling menjadi beras; beras dimasak menjadi nasi hingga siap dimakan. Kesimpulannya ada banyak waktu dan banyak tangan yang terlibat disetiap tahapan itu, apalagi jika ditambahkan proses distribusi dari sawah hingga akhirnya sampai ke toko – toko beras, semakin menambah jumlah yang terlibat.
Nenek moyang dan orang tua sangat menghargai beras (nasi). Penghargaan mereka beralasan; karena mereka terlibat dalam setiap tahapan. Dari menabur benih hingga memanen. Dari menggiling hingga memasak dan makan. Di pagi buta mereka ke sawah, di bawah terik mentari mereka bekerja melawan sayatan daun padi, ulat dan ular serta debu padi yang membuat gatal. Wajar bila kita menyisakan satu butir nasi di piring, mereka akan marah, sangat marah bahkan.
Kehidupan kota terlebih wilayah industri seperti Bekasi, seakan telah menyulap segalanya. Industri dan gaya hidup kota menuntut serba cepat dan instan. Begitu pula masalah nasi. Banyak diantara kita yang tidak perlu memasak sendiri dan “tinggal makan” karena nasi sudah siap saji. Dari situlah lambat laun penghargaan manusia terhadap nasi menjadi semakin menurun.
Hampir di setiap jamuan makan, kantin, warung nasi, restoran dan semua tempat yang di situ ada nasi, pastilah ada nasi sisa di tempat pembuangan sampah. Mereka menyisakan nasi dengan beragam alasan. Ada yang menyalahkan juru masak karena nasi terlalu lembek atau terlalu keras. Ada yang menggunjing kualitas beras, kotor dan apek. Ada yang klise; sudah kenyang atau nasinya kebanyakan, lauk tidak enak dan tidak selera. Tapi hasilnya satu, nasi sisa dan akhirnya terbuang percuma.
Cobalah kita hitung. Sebuah Perusahaan dengan 9000 (sembilan ribu) karyawan yang menyediakan makan siang (1 kali makan) untuk enam hari kerja. Misalkan; dengan hitungan kasar 100 gram beras dimasak menghasilkan 200 gram nasi untuk sekali makan per orang. Jika satu orang karyawan menyisakan rata-rata 1/10 (10%) dari nasi yang seharusnya dia makan, maka terbuang nasi sebanyak 20 gram sekali makan. Jika dikalikan 9.000 karyawan terbuang nasi sebanyak180.000 gram atau senilai 90.000 gram beras. Jadi setiap hari di Perusahaan tersebut terbuang 90 kilogram beras. Jika sebulan, maka dikalikan 30 hari menjadi 2.700 kg beras terbuang. Jika setahun, maka dikali 12 bulan menjadi 32.400 kg beras terbuang.
Contoh di atas hanya satu perusahaan. Tahukah Anda berapa perusahaan di Indonesia?!. Jika ada 100 perusahaan dengan jumlah karyawan dan kasus yang sama, maka dikali 100 menjadi 3.240.000 kg beras terbuang setiap tahun, atau setara dengan 3.240 ton. Hitungan di atas diambil minimal, karena menurut hemat kami nasi tersisa bisa mencapai lebih dari 10% per orang, satu orang bukan satu kali tapi tiga kali makan dan jumlah perusahaan bisa lebih dari 100. Lalu berapa beras yang terbuang percuma setiap tahun di negeri pengimpor beras ini?!
Marilah ikuti pesan Rasulullah; “Makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang”, “Makanlah secukupnya dan jangan berlebihan karena perbuatan mubazr adalah perbuatan syaitan”. Wallahua`lam bishowab.( Sumber : Millis PKS-Kab-Bekasi )

Monday, July 04, 2005

KEMATIAN HATI

Hati Posted by Picasa


Oleh : Ust. Rahmat Abdullah

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya. Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih. Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa hanya agar dapat segera pergi. Seperti penagih hutang yang kejam ia perlakukan Tuhannya. Ada yang datang sekedar memenuhi tugas rutin mesin agama. Dingin, kering dan hampa,
tanpa penghayatan. Hilang tak dicari, ada tak disyukuri.

Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu. Engkau dituntut beramal dengan ilmu yang ALLAH berikan. Tanpa itu alangkah besar kemurkaan ALLAH atasmu. Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar, kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa. Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.

Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. "Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampunilah daku lantaran ketidak tahuan mereka", ucapnya lirih.

Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu dan tak pernah mengenangnya lagi. Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan orang yang beramal, karena kekurangan atau ketidaksesuaian amal mereka dengan lamunan pribadinya, atau tidak mau kalah dan tertinggal di belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dengan kata. Dimana kau letakkan dirimu ?

Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing. Begitu kerap engkau bergetar dan takut. Sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah, engkaupun berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar. Semua sudah jadi biasa, tanpa rasa.

Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi saat ma'siat menggodamu dan engkau meni'matinya ? Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan. Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani meninggi. Rasa malu kepada ALLAH, dimana kau kubur dia ?

Di luar sana rasa malu tak punya harga. Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung. Ini potret negerimu : 228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU, 25 % mengaku telah berzina dan hampir separohnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan dengan perkosaan.

Mungkin engkau mulai berfikir "Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan bila engkau laki-laki atau sebaliknya di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan menambah waktu yang tak kauperlukan sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh" Betapa jamaknya 'dosa kecil' itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu, saat "TV Thaghut" menyiarkan segala "kesombongan jahiliyah dan maksiat" ? Saat engkau muntah melihat laki-laki (banci) berpakaian perempuan, karena kau sangat mendukung ustadzmu yang mengatakan " Jika ALLAH melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang menonton akting mereka tidak dilaknat ?"

Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama, lalu yang berteriak paling lantang "Ini tidak islami" berarti ia paling islami, sesudah itu urusan tinggallah antara engkau dengan dirimu, tak ada ALLAH disana ?

Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil. Justeru engkau akan dihadang tantangan : sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang muda dan segar. Hati yang berbunga-bunga didepan ribuan massa. Semua gerak harus ditakar dan jadilah pertimbanganmu tergadai pada kesukaan atau kebencian orang, walaupun harus mengorbankan nilai terbaik yang kau miliki. Lupakah engkau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter dia tidak melenceng 1 milimeter lagi ? Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, sedikit banyak karena para elitenya telah salah melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang "kiayi"nya membayar beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi di sebuah kamar hotel berbintang, lalu dengan enteng mengatakan "Itu maharku, ALLAH waliku dan malaikat itu saksiku" dan sesudah itu segalanya selesai, berlalu tanpa rasa bersalah? Siapa yang akan memandang ummat yang da'inya berpose lekat dengan seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan "Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam adalah ayah, bahkan lebih dekat daripada ayah kandung dan ayah mertua" Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai 'alimullisan (alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari
kemungkinan jatuh ke lembah yang sama?

Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim yang merayu rekan perempuan dalam aktifitas da'wahnya? Akankah kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena statusmu lalu kau serang maksiat mereka yang semakin tersudut oleh retorikamu yang menyihir ? Bila demikian, koruptor macam apa engkau ini? Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka. Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada modernisasi dengan banyak-banyak mengkonsumsi produk junk food, semata-mata karena nuansa "westernnya". Engkau akan menjadi faqih pendebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan "lihatlah, betapa Amerikanya aku". Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan apakah engkau punya harga diri. Mahatma Ghandi memimpin
perjuangan dengan memakai tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka 300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan ikut tidur disana.

Kini datang "pemimpin" ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil, rumah mewah, "toko emas berjalan" dan segudang asesori. Saat fatwa digenderangkan, telinga ummat telah tuli oleh dentam berita tentang hiruk pikuk pesta dunia yang engkau ikut mabuk disana. "Engkau adalah penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah. Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi selera-ku"

Monday, June 27, 2005

Melembutnya Hati yang Membatu

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS 39:22)

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur\'an yang serupa (saling menjelaskan ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka diwaktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang memilih jalan sesat, maka tidak ada seorangpun memberi petunjuk baginya.” (QS 39:23)

“Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: “Pukullah batu itu dengan tongkatmu”. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.” (QS 2:60)

“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.” (QS 2:74)

Saudaraku yang dikasihi Allah, sesungguhnya sifat batu adalah keras, walaupun demikian dapat dihancurkan sampai menjadi partikel yang sangat halus. Apabila batu telah berubah menjadi partikel lembut maka akan dapat digunakan sebagai bahan perekat dalam bangunan. Batu berubah menjadi lembut dapat terjadi dalam waktu singkat, yaitu dengan menggunakan benturan benda keras, misalnya dalam
contoh kisah Musa dengan tongkat, dan disela-sela batu yang dipukul itu memancarlah sesuatu yang bermanfaat dan dibutuhkan oleh kehidupan manusia, sesuai dengan tugasnya selaku kholifah Allah:

“Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. (QS 2:30)

Disamping itu, berubahnya batu yang keras menjadi partikel lembut dapat pula terjadi dalam waktu yang lama, yaitu dengan diberi tetesan air secara terus menerus. Demikianlah ibarat kekerasan hati manusia yang membatu.

Perlakuan benturan benda keras maupun tetesan air yang terus menerus tersebut pada prinsipnya untuk mengajar si nafsu tunduk sehingga hati menjadi lembut.

Hati yang membatu sangat sulit menerima sentuhan halus Ilaahiyah. Buktinya apabila dibacakan ayat-ayat Al Qur\'an tidak dapat tersentuh sehingga tidak ada getaran-getaran yang membahana di setiap relung hatinya (sebagaimana pada
QS 39:23). Hati yang keras berbeda dengan hati yang lembut (QS 39:22). Hati yang lembut mudah sekali disentuh ayat-ayat Al Qur\'an antara lain begitu mendengar adzan bergema bergegas untuk sholat dan apabila dibacakan ayat-ayat Al Qur\'an maka di dalam hatinya dirasakan ada sesuatu yang mudah menyentuh sehingga mudah menangis. Dia menangis karena merasakan betapa rahmannya Allah kepadanya dan sampai kehabisan kata-kata untuk berucap terimakasih, mengingat dirinya yang masih penuh dosa-dosa tetapi kasih sayang Allah itu terus menjamah kepada dirinya.

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” (QS 8:2).

Harum semerbak bunga melati di taman puri
Dijadikan hiasan mahkota mempelai putri
Tanda/lambang kesucian dan kelembutan hati
Lembutnya hati bila berhiaskan Asma Ilaahi

Lembut tampaknya buih dihempas ombak
Terpukau mata seakan kabut yang berarak
Padahal buih sisa hempasan perasaan riak-riak
Banyak manusia seakan dirinya berakhlaq
Padahal hatinya senantiasa memberontak
Akui berhati lembut, ternyata keras berpijak.

Baru disadari ternyata diri banyak tertipu
Menyangka hati telah lembut
Menyangka diri telah beriman
Menyangka diri telah berbuat baik
Menyangka dan menyangka
Yang selalu diulang dan menjadi bayangan diri
Bukankah ini khayalan yang pasti?

Kini... terlihat batu telah berada dalam suatu proses
Ternyata batu yang keras bukan saja dapat dipecahkan
Melainkan dapat pula dihaluskan laksana tepung
Ternyata disini pulalah letak ketinggian mutunya karena telah berubah fungsi selaku penghalus dan pengokoh suatu bangunan.

Oh... inikah maksud pelajaran dari melembutnya sebongkah batu
Tertunduk wajah menyimpan rasa malu
Seulas cibiran menukik di diri sambil berkata.....
Batu yang keras saja ternyata sabar memproses diri
Lalu bagaimana diri ini: “HATI” hakikatnya
Telah tercipta dalam kondisi lembut
Tak mampu berproses menuju kelembutan
Mengapa diri tak merasa malu dengan kekerasan hati
Bukannya hati yang mengeras.... tetapi nafsulah yang menjadikan hati tampil mengeras

Sehingga tak mampu hati tersentuh kelembutan Ilaahi
Sehingga tak mampu hati menangkap isyarat berhikmah
Sehingga tak mampu hati bergetar dan menangis,
Bila diingatkan dan disentuh ayat-ayat Al Qur\'an.
Oh alangkah keras dan membatunya hati...

Saudaraku yang dikasihi Allah, berdasarkan rangkaian dan untaian kata bermakna di atas, maka diri yang senantiasa bertafakur kepada Allah dapat mengenal dan mengetahui tingkat kekerasan hati pada setiap saat tertentu, karena tolok ukur yang digunakan telah disediakan yaitu: tersentuhnya hati apabila dikumandangkan ayat-ayat Al Qur\'an. Tersentuhnya hati oleh ayat-ayat Al Qur\'an sifatnya otomatis dan tidak dapat dibuat-buat. Hal ini menunjukkan bahwa tanpa pertolongan
dan petunjuk Allah mustahil hati yang keras itu dapat berubah menjadi lembut. Namun Allah-pun tidak akan membukakan si manusia itu tanpa ada upaya si manusia itu sendiri untuk membuka hatinya. Disinilah bukti bahwa Allah menjamin
penuh kebebasan manusia untuk menentukan sikap terhadap kekerasan hati yang dimilikinya.

Suatu hal yang perlu disadari bahwa selamanya hati tak akan berfungsi bila tali rasa rusak dan mati.

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS 57:16)

Wahai Allah wahai Rabbi Dzat pendidik kami
Kerasnya hati kami, tak pernah kau membenci
Engkau tersenyum melihat tingkah polah kami
Laksana seorang ibu selalu sabar menjagai
Rahmat terus kau beri agar tersadar diri ini
Sungguh kami adalah hamba yang tak pandai mensyukuri

Wahai Allah wahai Rabbi tempat kami mengadu
Selangkah demi selangkah kami tinggalkan nafsu
Agar mencair hati yang selama ini keras membatu
Baru kami mengerti betapa pemurahnya sifat-Mu
Kami yang selama ini acuh dengan sabar kau tunggu
Oh ternyata kami adalah hamba yang tak mau tahu

Wahai Allah wahai Rabbi sumber segala bahagia
Banyak sudah hidup kami yang tersia-sia
Tanpa kami sadari kelak berakhir petaka
Karena terlena pada keindahan fatamorgana
Mohon kiranya agar waktu yang masih tersisa
Untuk berbakti dan bersyukur selaku hamba

sumber ,http://www.pks-anz.org

Sunday, June 26, 2005

Baitu-d Da'wah

Oleh : KH.Rahmat Abdullah

Suatu malam menjelang fajar, dalam inspeksi rutinnya, Khalifah II Umar bin Khattab mendengar dialog menarik antara seorang ibu dengan gadis kencurnya."Cepatlah bangun, perah susu kambing kita dan
campurkan dengan air sebelum orang bangun dan melihat kerja kita."Bu, saya tak berani, ada yang selalu melihat gerak-gerik kita."Siapa sih sepagi ini mengintai kita?" sang ibu balik bertanya. "Bu, Allah tak pernah lepas memperhatikan kita." Khalifah segera kembali dengan satu tekad yang esok dilaksanakannya, melamar sang gadis untuk puteranya, 'Ashim bin Umar. Kelak dari pernikahan ini lahir seorang cucu : Umar bin Abdul Aziz, khalifah kelima.

Tuan & Nyoya Da'wah yang saya hormati, Tentu saja istilah baitu da'wah ini tidak dimaksudkan sebagai rumah tempat warganya setiap hari berpidato.Juga bukan keluarga dengan aktifitas belajar mengajar
seperti laiknya sebuah sekolah formal. Ia adalah sebuah wahana tempat pendidikan berlangsung secara
mandiri dan alami namun bertarget jelas.

Ada kegawatan yang sangat ketika roda keluarga meluncur tanpa kendali. Saat salah seorang anggotanya
sadar apa yang sedang terjadi, segalanya mungkin telah terlambat. "Keterlambatan" itu dapat mengambil
bentuknya pada ABG yang asing dari nilai-nilai ayah ibunya, atau ayah yang lupa basis keluarganya oleh
kesibukan kerja diluar, atau ibu yang terpuruk dalam rutinitas yang membunuh kreatifitasnya, atau karir
yang menggilas peran dan fitrah keibuannya.

Banyak orang merasa telah menjadi suami, istri atau ayah dan ibu sungguhan, padahal mereka baru menjadi ayah, ibu, suami, atau istri biologis. Sangat kasar kalu diistilahkan menjadi jantan, betina, atau induk dan biang, walaupun dalam banyak hal ternyata ada kesamaan. Kalau hanya memberi makan dan minum kepada anak-anak: kambing, ayam, dan kerbau telah memerankan fungsi tersebut dengan sangat baik. Dan, isu sentral "pewarisan nilai-nilai kehidupan" dalam kehidupan mereka tak soal. Buktinya, tak satupun anak ayam yang berkelakuan kerbau atau anak kerbau berkelakuan belut, atau anak kambing berkelakuan serigala. Adalah suatu penyimpangan bahwa ada anak manusia bertingkahlaku babi, serigala, harimau, atau musang.

Tentu saja ini tidak dimaksud mendukung program robotisasi anak yang dipaksa menghafal seluruh program yang dijejalkan bapak-ibunya tanpa punya peluang menjadi dirinya sebagai hamba Allah, karena mereka harus menjadi hamba ayah, hamba ibu, dan hamba guru.Ini tidak ada hubungannya dengan program tahfidz atau apresiasi seni Islami yang menjadi bagian dari sungai fitrah tempat air kehidupan mengalir sampai jauh.

Misteri Berkah
Saat ini ada beberapa keluarga sederhana, dibimbing oleh "intuisi" kebapakan dan keibuan, mendapat berkah dalam mendidik anak-anak mereka. Anak SMU-nya lulus dengan baik, plus hafal 1000 Alfiah Ibnu Malik, rujukan utama gramatika Arab (Nahwu). Lumayan mengagumkan, jebolan SMU menjadi rujukan sesame mahasiswa di sebuah Universitas terkemuka di Negara Arab. Tahun-tahun berikutnya sang adik menyusul dengan hak beasiswa ke sebuah universitas unggulan di Eropa. Lainnya bisa melakoni dua kuliah yang "pelik" : bahasa Arab di sebuah kolese paling representatif sementara siangnya mengambil jurusan Ekonomi. Kemenakannya hafal Al-Qur'an 30 juz menjelang akhir semester delapan di
institut teknologi paling bergengsi di negeri ini.

Kemenakan lainnya lulus akademi militer angkatan darat tanpa kehilangan kesantriannya yang pekat.
Sang bapak jauh dari penguasaan teori ilmu-ilmu pendidikan. Ketika digali hal yang spesial dari
kelakuannya, muncul jawaban yang signifikan : Kecintaan keluarga tersebut kepada ulama (dalam arti
yang sesungguhnya) dan keberaniannya amar ma'ruf nahi mungkar tanpa harus selalu mengandalkan mimbar tabligh. Mengesankan sekali ucapan Ali Zainal Abidin, cucu Ali bin Abi Thalib, "Barangsiapa meninggalkan kewajiban amar ma'ruf nahi mungkar, maka anak, isteri, dan pembantunya pun akan membangkang kepadanya."

Ternyata memang, keikhlasan seseorang atau keluarga kerap menembus sampai beberapa generasi sesudahnya.Boleh jadi seseorang merasa telah mejadi bagian dari da'wah yang besar dan berkah, tetapi bukan sikap da'I yang dirawatnya. Alih-alih dari membimbing masyarakat dengan fiqh dan akhlak da'iyah, justru sebaliknya, hanya ghibah dan pelecehan yang digencarkannya terhadap masyarakat. Padahal, besar kemungkinan mereka tidak tersentuh da'wah atau tidak mendapatkan komunikasi yang memadai.

Ikhlas, nilai plus yang menembus lintas generasi Keikhlasan yang "naif" Nabi Ibrahim yang rela -demi
melaksanakan perintah Allah- meninggalkan istri dan bayinya di lembah yang tak bertanaman di dekat rumah Allah yang dihormati (QS.Ibrahim : 37) menghasilkan bukan hanya turunan nasab yang konsisten, tetapi juga turunan fikrah yang militan.

Ummu Sulaim ibu Anas bin Malik yang begitu stabil emosinya dan begitu mendalam keikhlasannya menerima kematian bayinya, mendapat 100 anak dan cucu, semuanya telah hafal Al-Qur'an dalam usia sangat dini. Itu hasil hubungan yang penuh berkah -ditingkahi doa berkah Rasulullah SAW- di malam yang sangat berlasan baginya untuk "meratapi" bayinya yang tiada. Demikian pula pengkhianatan istri Nabi Luth dan Nabi Nuh –yang karenanya Allah menyebutnya dengan imra-ah (perempuan) bukan zaujah (istrinya)- melahirkan generasi yang sangat berbeda. Yang satu generasi sangat rabbani seperti Nabi Ismail as, yang cermin kepribadiannya membersit dalam ungkapan pekat nilai-nilai tauhid : "'Ayahanda,
lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, akan kau temukan daku insya Allah termasuk orang-orang yang sabar." (QS.37:102)

Di seberang lain dengan pongahnya Yam bin Nuh berkata,saat ayahnya mengajak naik bahtera penyelamat, "Aku akan berlindung ke gunung yang akan menyelamatkanku dari airbah." (QS.11:43)
Di zaman ketika setiap serigala dengan mudah menyerbu masuk ke rumah-rumah yang tak lagi berpagar dan berpintu, siapa yang merasa aman dan mampu melindungi anak-anak fitrah dari terkamannya? Siapa yang tabah melindungi gelas bening dan kertas putih suci itu dari ancaman yang setiap waktu dapat memecah-hancurkan dan mencemari mereka? Siapa yang tak tergetar hatinya melihat cermin bening yang semestinya ia perhatikan betul raut wajahnya disana, seraya merintihkan desakan suara hatinya dalam sujud panjang di keheningan malam:

"Dan Kami telah berpesan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya mengandungnya dengan susah dan melahirkannya dengan susah. (Masa) hamil dan menyapihnya tiga puluh bulan. Sehingga ketika ia mencapai masa kuatnya dan mencapai usia empat puluh tahun ia berkata : Ya Rabbi, ajarkan daku agar dapat mensyukuri nikmat yang Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan beramal shalih yang Engkau ridhai serta perbaikilah untukku dalam keturunanku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada-Mu, dan aku termasuk kaum yang menyerahkan diri."

Sebuah kekuatan Iman

Hampir setiap subuh itu tempat yang ku lalui selalu penuh dengan orang-orang yang akan menunaikan pekerjaannya untuk menunggu mobil jemputan mereka , kebetulan jalan yang kulalui menuju Masjid tempat untuk menunggu mobil angkutan dan letaknya memang dipinggir jalan raya .

Waktu adzan Subuh berkumandang pun memang sudah banyak orang-orang berkumpul disitu untuk menunggu jemputan , memang mobil yang mereka tunggu biasanya datang saat adzan subuh berkumandang sehingga mereka harus sudah siap ditempat itu untuk menunggu agar tidak ketinggalan jemputan .Entah mereka saat itu sudah melakukan sholat subuh atau belum yang pasti saat mereka berada dilokasi jemputan itu adzan subuh baru berkumandang , atau mungkin mereka melakukan sholat didalam mobil jemputan dan mungkin juga mereka melakukan sholat saat ditempat kerja mereka saat mereka sampai ditempat kerja masing-masing , dengan konsekuensi akan tidak tepat waktu saat sholat subuh itu .

Tetapi ada fenomena yang jauh dari dugaan tersebut diatas , ada beberapa orang yang dari awal sebelum adzan berkumandang sudah berada dilokasi jemputan dan saat adzan berkumandang pun mereka masih berada dilokasi itu sampai setelah sholat pun mereka masih berada dilokasi tersebut , walaupun jarak masjid hanya dua meter dari lokasi tersebut . Nah..untuk yang satu ini saya tidak habis berpikir dengan keadaan tersebut walapun saya sempat berpikir mungkin mereka orang non muslim tetapi kalau mereka muslim dimana perasaan dia sebagai seorang muslim yang wajib melaksanakan sholat subuh tepat pada waktunya ?..apakah mereka menjamin saat hari itu mereka akan melaksanakan sholat subuh….?? Untuk hal ini saya hanya bisa diam …dan berdo`a agar mereka diberikan kekuatan Iman pada diri mereka dan kepada saya untuk senantiasa konsisten dalam menjalankan agama ini dengan mudah…dan ikhlas tentunya..

Begitulah keadaan umat Islam sekarang ini , wajar kalau sendainya musuh-musuh Islam ingin melakukan penghancuran terhadap Islam mereka melakukannya dengan sedikit-sedikit untuk merubah tingkah laku , pola hidup dan pergaulan untuk menjahui dari nilai-nilai Islam ,..sampai akhirnya Islam seperti buih dilautan mudah dihancurkan ..

Begitupula hal itu bisa jadi tertimpa pada diri kita … bisakah kita menolak atau sekedar untuk tidak berbuat demikian diatas …hanya satu yang bisa kita berharap yaitu dengan Sebuah Kekuatan Imanlah hal itu bisa diatasi ..mudah-mudahan… Amin.

Wallahu`alam bi showab.

( Abu Syahid , Bekasi, 24 Juni 2005 )

Thursday, June 23, 2005

Dari sebuah ruangan kelas ...

Beautiful Posted by Hello

Seorang guru wanita dengan bersemangat mengajarkan sesuatu kepada
murid-muridnya.

Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya punya satu permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katakanlah "Pemadam!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru pun berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat.
Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan.
Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam,maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi. Tentu saja murid-murid tadi banyak yang keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Anak-anak, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang batil itu batil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh-musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi batil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kita akan terbiasa dengan hal itu. Dan kita mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kita tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjad hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, nonton hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa,materialistik & hedonisme kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain."

"Semuanya sudah terbalik." lanjutnya, "Dan tanpa disadari, kita sedikit demi sedikit menerimanya tanpa rasa bahwa itu merupakan satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu..."

"Baik, sekarang kita menginjak ke permainan kedua.. sebuah permainan yang sangat sering dipertontonkan," begitu Guru melanjutkan. "Ibu punya Qur'an, Ibu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang kamu berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah tanpa memijak karpet?"

Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencuba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain. Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet. "Anak-anak, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya... Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kita dengan terang-terang. Karena tentu kita akan menolaknya mentah mentah. Orang biasa pun tak akan rela kalau Islam dihina di hadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung kita perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kita tidak sadar."Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina dasar / pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat (prioritas pertama dan utama dimana Rosulullaah membina sahabat dengan Aqidah yang kokoh butuh bertahun-tahun, bagaimana dengan kita?). Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dengan dasar/pondasinya nya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, terus dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tapi mereka akan perlahan-lahan meletihkan kita. Mulai dari perangai kita, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kita muslim, tapi kita telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara-cara mereka... Dan itulah yang mereka inginkan. Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak Ibu?" tanya salah seorang murid. "Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain.

Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar". "Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari berdoa dahulu sebelum pulang..."

Matahari bersinar terik takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat
belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

Rumah Seribu Cermin

Di sebuah desa kecil, ada sebuah rumah yang dikenal dengan nama "Rumah Seribu Cermin". Suatu hari seekor kucing kecil sedang berjalan-jalan di desa itu dan melintasi "Rumah Seribu Cermin". Ia tertarik pada rumah itu dan memutuskan untuk masuk melihat-lihat apa yang ada di dalamnya.

Sambil melompat-lompat ceria ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu depan. Telinga terangkat tinggi-tinggi, ekornya bergerak-gerak secepat mungkin. Betapa terkejutnya ia ketika masuk ke dalam rumah, ia melihat ada seribu wajah ceria kucing-kucing kecil dengan ekor yang bergerak-gerak cepat. Ia tersenyum lebar, dan seribu wajah kucing kecil itu juga membalas dengan senyum lebar, hangat dan bersahabat. Ketika ia meninggalkan rumah itu, ia berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sangat menyenangkan. Suatu saat saya akan kembali mengunjunginya sesering mungkin."

Sesaat setelah kucing itu pergi, datanglah kucing kecil yang lain. Namun, kucing yang satu ini tidak seceria kucing yang sebelumnya. Ia juga memasuki rumah itu. Dengan perlahan ia menaiki tangga rumah dan masuk melalui pintu. Ketika berada di dalam, ia terkejut melihat ada seribu wajah kucing kecil yang muram dan tidak bersahabat. Segera saja ia mengeong keras-keras, dan dibalas juga dengan seribu suara kucing yang menyeramkan. Ia merasa ketakutan dan keluar dari rumah sambil berkata pada dirinya sendiri, "Tempat ini sungguh menakutkan, saya takkan pernah mau kembali ke sini lagi."

Seringkali gambaran atau kesan tentang wajah yang ada di dunia ini, yang kita lihat adalah cermin gambaran dan kesan dari wajah kita sendiri. Kalau kita mengesankan keramahan, maka dunia akan tampak ramah. Kalau dunia terasa suram, mungkin itu karena kesan yang kita berikan. (Unknown )

Tuesday, June 21, 2005

Orang Kaya dan Anak Kecil

Suatu hari ada orang kaya masuk masjid untuk melaksanakan shalat, dia termasuk orang yang shaleh, lalu dia melihat seorang anak kecil yang berumur tidak lebih dari dua belas tahun sedang berdiri mengerjakan shalat dengan khusyuk, melakukakan rukuk dan sujud dengan hening dan tenang.

Tatkala anak itu selesai dari shalatnya, mendekatlah si kaya dan terjadilah dialog.
Si kaya : "Anak siapakah kamu?"
Si Anak : "Aku anak yatim, aku kehilangan ayah dan ibuku."
Si Kaya : "Maukah kamu menjadi anakku?"
Si Anak : "Apakah engkau akan memberiku makanan ketika aku lapar?
Si Kaya : "Ya, tentu."
Si Anak : "Apakah engkau memberi minum kepadaku saat aku haus?"
Si Kaya : "Ya, tentu saja."
Si Anak : "Apakah engkau akan memberiku pakaian ketika aku telanjang?"
Si Kaya : "Ya."
Si Anak : "Apakah engkau akan menghidupkan aku tatkala aku sudah mati?"

Takjublah lelaki kaya itu seraya berkata, "Ini tidak mungkin dilakukan!"

Anak kecil itu berkata, "Kalau begitu, tinggalkanlah aku bersama Dzat Yang telah menciptakan aku, memberiku rezeki, mematikan aku kemudian menghidupkan kembali."

Lelaki kaya itu berkata kepada si anak, "Benar wahai anakku! Barang siapa yang bertawakal kepada Allah pasti Dia mencukupinya."

(65 Kisah Teladan pemuda Islam yang Brilian - Muhammad Sulthan - Pustaka)

Monday, June 20, 2005

Kuatkan Militansi

Berikut Tulisan KH. Rahmat Abdullah
Kuatkan Militansi
Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguh-sungguh. Bukan oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan. Dunia diisi dan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad.
Ikhwah rahimakumullah,

Allah SWT berfirman di dalam Al-Qur'an Surat 19 Ayat 12 yang artinya,Ya Yahya hudzil kitaaba bi quwwah ..”.(QS. Maryam (19):12)
Tatkala Allah SWT memberikan perintah kepada hamba-hamba-Nya yang ikhlas, Ia tak hanya menyuruh mereka untuk taat melaksanakannya melainkan juga harus mengambilnya dengan quwwah yang bermakna jiddiyah, kesungguhan-sungguhan.Sejarah telah diwarnai, dipenuhi dan diperkaya oleh orang-orang yang sungguh-sungguh. Bukan oleh orang-orang yang santai, berleha-leha dan berangan-angan. Dunia diisi dan dimenangkan oleh orang-orang yang merealisir cita-cita, harapan dan angan-angan mereka dengan jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dan kekuatan tekad.Namun kebatilan pun dibela dengan sungguh-sungguh oleh para pendukungnya, oleh karena itulah Ali bin Abi Thalib ra menyatakan : “Al-haq yang tidak ditata dengan baik akan dikalahkan oleh Al-bathil yang tertata dengan baik”.Ayyuhal ikhwah rahimakumullah,Allah memberikan ganjaran yang sebesar-besarnya dan derajat yang setinggi-tingginya bagi mereka yang sabar dan lulus dalam ujian ehidupan di jalan dakwah. Jika ujian, cobaan yang diberikan Allah hanya yang mudah-mudah saja tentu mereka tidak akan memperoleh ganjaran yang hebat. Di situlah letak hikmahnya yakni bahwa seorang da'i harus ungguh-sungguh dan sabar dalam meniti jalan dakwah ini. Perjuangan ini tidak bisa dijalani dengan ketidaksungguhan, azam yang lemah dan pengorbanan yang sedikit.
Ali sempat mengeluh ketika melihat semangat juang pasukannya mulai melemah, sementara para pemberontak sudah demikian destruktif, berbuat dan berlaku seenak-enaknya. Para pengikut Ali saat itu malah menjadi ragu-ragu dan gamang, sehingga Ali perlu mengingatkan mereka dengan kalimatnya yang terkenal tersebut.
Ayyuhal ikhwah rahimakumullah,Ketika Allah menyuruh Nabi Musa as mengikuti petunjuk-Nya, tersirat di dalamnya sebuah pesan abadi, pelajaran yang mahal dan kesan yang mendalam: “Dan telah Kami tuliskan untuk Musa pada luh-luh (Taurat)segala sesuatu sebagai pelajaran dan penjelasan bagi segala sesuatu; maka (Kami berfirman): “Berpeganglah kepadanya dengan teguh dan suruhlah kaummu berpegang teguh kepada perintah-perintahnya dengan sebaik-baiknya, nanti Aku akan memperlihatkan kepadamu negeri orang-orang yang fasiq”.(QS. Al-A'raaf (7):145)
Demikian juga perintah-Nya terhadap Yahya, dalam surat Maryam ayat 12 : “Hudzil kitaab bi quwwah” (Ambil kitab ini dengan quwwah). Yahya juga diperintahkan oleh Allah untuk mengemban amanah-Nya dengan jiddiyah (kesungguh-sungguhan). Jiddiyah ini juga nampak pada diri Ulul Azmi (lima orang Nabi yakni Nuh,Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad yang dianggap memiliki azam terkuat).Dakwah berkembang di tangan orang-orang yang memiliki militansi, semangat juang yang tak pernah pudar.Ajaran yang mereka bawa bertahan melebihi usia mereka. Boleh jadi usia para mujahid pembawa misi dakwah tersebut tidak panjang, tetapi cita-cita, semangat dan ajaran yang mereka bawa tetap hidup sepeninggal mereka.Apa artinya usia panjang namun tanpa isi, sehingga boleh jadi biografi kita kelak hanya berupa 3 baris kata yang dipahatkan di nisan kita : “Si Fulan lahir tanggal sekian-sekian, wafat tanggal sekian-sekian”.
Hendaknya kita melihat bagaimana kisah kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya. Usia mereka hanya sekitar 60-an tahun. Satu rentang usia yang tidak terlalu panjang, namun sejarah mereka seakan tidak pernah habis-habisnya dikaji dari berbagai segi dan sudut pandang. Misalnya dari segi strategi militernya, dari visi kenegarawanannya, dari segi sosok kebapakannya dan lain sebagainya.
Seharusnyalah kisah-kisah tersebut menjadi ibrah bagi kita dan semakin meneguhkan hati kita. Seperti digambarkan dalam QS. 11:120, orang-orang yang beristiqomah di jalan Allah akan mendapatkan buah yang pasti berupa keteguhan hati. Bila kita tidak kunjung dapat menarik ibrah dan tidak semakin bertambah teguh, besar kemungkinannya ada yang salah dalam diri kita. Seringkali kurangnya jiddiyah (kesungguh-sungguhan) dalam diri kita membuat kita mudah berkata hal-hal yang membatalkan keteladanan mereka atas diri kita. Misalnya: “Ah itu kan Nabi, kita bukan Nabi.
Ah itu kan istri Nabi, kita kan bukan istri Nabi”. Padahal memang tanpa jiddiyah sulit bagi kita untuk menarik ibrah dari keteladanan para Nabi, Rasul dan pengikut-pengikutnya.Ayyuhal ikhwah rahimakumullah,Di antara sekian jenis kemiskinan, yang paling emprihatinkan adalah kemiskinan azam, tekad dan bukannya kemiskinan harta. Misalnya anak yang mendapatkan warisan berlimpah dari orangtuanya dan kemudian dihabiskannya untuk berfoya-foya karena merasa semua itu didapatkannya dengan mudah, bukan dari tetes keringatnya sendiri.Boleh jadi dengan kemiskinan azam yang ada padanya akan membawanya pula pada kebangkrutan dari segi harta.
Sebaliknya anak yang lahir di keluarga sederhana, namun memiliki azam dan kemauan yang kuat kelak akan menjadi orang yang berilmu, kaya dan seterusnya.
Demikian pula dalam kaitannya dengan masalah ukhrawi berupa ketinggian derajat di sisi Allah. Tidak mungkin seseorang bisa keluar dari kejahiliyahan dan memperoleh derajat tinggi di sisi Allah tanpa tekad, kemauan dan kerja keras.
Kita dapat melihatnya dalam kisah Nabi Musa as. Kita melihat bagaimana kesabaran, keuletan, ketangguhan dan kedekatan hubungannya dengan Allah membuat Nabi Musa as berhasil membawa umatnya terbebas dari belenggu tirani dan kejahatan Fir'aun.
Berkat do'a Nabi Musa as dan pertolongan Allah melalui cara penyelamatan yang spektakuler, selamatlah Nabi Musa dan para pengikutnya menyeberangi Laut Merah yang dengan izin Allah terbelah menyerupai jalan dan tenggelamlah Fir'aun beserta bala tentaranya.Namun apa yang terjadi? Sesampainya di seberang dan melihat suatu kaum yang tengah menyembah berhala, mereka malah meminta dibuatkan berhala yang serupa untuk disembah. Padahal sewajarnya mereka yang telah lama menderita di bawah kezaliman Fir'aun dan kemudian diselamatkan Allah, tentunya merasa sangat bersyukur kepada Allah dan berusaha mengabdi kepada-Nya dengan sebaik-baiknya. Kurangnya iman, pemahaman dan kesungguh-sungguhan membuat mereka terjerumus kepada kejahiliyahan.
Sekali lagi marilah kita menengok kekayaan sejarah dan mencoba bercermin pada sejarah. Kembali kita akan menarik ibrah dari kisah Nabi Musa as dan kaumnya.
Dalam QS. Al-Maidah (5) ayat 20-26 :“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, ingatlah nikmat Allah atasmu, ketika Dia mengangkat nabi-nabi di antaramu, dan dijadikan-Nya kamu orang-orang merdeka dan diberikan-Nya kepadamu apa yang belum pernah diberikan-Nya kepada seorangpun di antara umat-umat yang lain”.“Hai, kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi”.“Mereka berkata: “Hai Musa, sesungguhnya dalam negri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari negri itu. Jika mereka keluar dari negri itu, pasti kami akan memasukinya”.“Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: “Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman”.“Mereka berkata: “Hai Musa kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya selagi mereka ada di dalamnya, karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja”.“Berkata Musa: “Ya Rabbku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasiq itu”.“Allah berfirman: “(Jika demikian), maka sesungguhnya negri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tiih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasiq itu”.Rangkaian ayat-ayat tersebut memberikan pelajaran yang mahal dan sangat berharga bagi kita, yakni bahwa manusia adalah anak lingkungannya. Ia juga makhluk kebiasaan yang sangat terpengaruh oleh lingkungannya dan perubahan besar baru akan terjadi jika mereka mau berusaha seperti tertera dalam QS. Ar-Ra'du (13):11, “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka berusaha merubahnya sendiri”.Nabi Musa as adalah pemimpin yang dipilihkan Allah untuk mereka, seharusnyalah mereka tsiqqah pada Nabi Musa. Apalagi telah terbukti ketika mereka berputus asa dari pengejaran dan pengepungan Fir'aun beserta bala tentaranya yang terkenal ganas, Allah SWT berkenan mengijabahi do'a dan keyakinan Nabi Musa as sehingga menjawab segala kecemasan, keraguan dan kegalauan mereka seperti tercantum dalam QS. Asy-Syu'ara (26):61-62, “Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku bersamaku, kelak Dia pasti akan memberi petunjuk kepadaku”.
Semestinya kaum Nabi Musa melihat dan mau menarik ibrah (pelajaran) bahwa apa-apa yang diridhai Allah pasti akan dimudahkan oleh Allah dan mendapatkan keberhasilan karena jaminan kesuksesan yang diberikan Allah pada orang-orang beriman. Allah pasti akan bersama al-haq dan para pendukung kebenaran. Namun kaum Nabi Musa hanya melihat laut, musuh dan kesulitan-kesulitan tanpa adanya tekad untuk mengatasi semua itu sambil di sisi lain bermimpi tentang kesuksesan. Hal itu sungguh merupakan opium, candu yang berbahaya. Mereka menginginkan hasil tanpa kerja keras dan kesungguh-sungguhan. Mereka adalah “qaumun jabbarun” yang rendah, santai dan materialistik. Seharusnya mereka melihat bagaimana kesudahan nasib Fir'aun yang dikaramkan Allah di laut Merah.Seandainya mereka yakin akan pertolongan Allah dan yakin akan dimenangkan Allah, mereka tentu tsiqqah pada kepemimpinan Nabi Musa dan yakin pula bahwa mereka dijamin Allah akan memasuki Palestina dengan selamat. Bukankah Allah SWT telah berfirman dalam QS. 47:7, “In tanshurullah yanshurkum wayutsabbit bihil aqdaam” (Jika engkau menolong Allah, Allah akan menolongmu dan meneguhkan pendirianmu).
Hendaknya jangan sampai kita seperti Bani Israil yang bukannya tsiqqah dan taat kepada Nabi-Nya, mereka dengan segala kedegilannya malah menyuruh Nabi Musa as untuk berjuang sendiri. “Pergilah engkau dengan Tuhanmu”. Hal itu sungguh merupakan kerendahan akhlak dan militansi, sehingga Allah mengharamkan bagi mereka untuk memasuki negri itu. Maka selama 40 tahun mereka berputar-putar tanpa pernah bisa memasuki negri itu.Namun demikian, Allah yang Rahman dan Rahim tetap memberi mereka rizqi berupa ghomama, manna dan salwa, padahal mereka dalam kondisi sedang dihukum.
Tetapi tetap saja kedegilan mereka tampak dengan nyata ketika dengan tidak tahu dirinya mereka mengatakan kepada Nabi Musa tidak tahan bila hanya mendapat satu jenis makanan.Orientasi keduniawian yang begitu dominan pada diri mereka membuat mereka begitu kurang ajar dan tidak beradab dalam bersikap terhadap pemimpin. Mereka berkata: “Ud'uulanaa robbaka” (Mintakan bagi kami pada Tuhanmu). Seyogyanya mereka berkata: “Pimpinlah kami untuk berdo'a pada Tuhan kita”.Kebodohan seperti itu pun kini sudah mentradisi di masyarakat. Banyak keluarga yang berstatus Muslim, tidak pernah ke masjid tapi mampu membayar sehingga banyak orang di masjid yang menyalatkan jenazah salah seorang keluarga mereka, sementara mereka duduk-duduk atau berdiri menonton saja.Rasulullah saw memang telah memberikan nubuwat atau prediksi beliau: “Kelak kalian pasti akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian selangkah demi selangkah, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta dan sedepa demi sedepa”. Sahabat bertanya: “Yahudi dan Nasrani ya Rasulullah?”. Beliau menjawab: “Siapa lagi?”.Kebodohan dalam meneladani Rasulullah juga bisa terjadi di kalangan para pemikul dakwah sebagai warasatul anbiya (pewaris nabi). Mereka mengambil keteladanan dari beliau secara tidak tepat. Banyak ulama atau kiai yang suka disambut, dielu-elukan dan dilayani padahal Rasulullah tidak suka dilayani, dielu-elukan apalagi didewakan. Sebaliknya mereka enggan untuk mewarisi kepahitan, pengorbanan dan perjuangan Rasulullah. Hal itu menunjukkan merosotnya militansi di kalangan ulama-ulama amilin.Mengapa hal itu juga terjadi di kalangan ulama, orang-orang yang notabene sudah sangat faham. Hal itu kiranya lebih disebabkan adanya pergeseran dalam hal cinta dan loyalitas, cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan-Nya telah digantikan dengan cinta kepada dunia.Mentalitas Bal'am, ulama di zaman Fir'aun adalah mentalitas anjing sebagaimana digambarkan di Al-Qur'an. Dihalau dia menjulurkan lidah, didiamkan pun tetap menjulurkan lidah. Bal'am bukannya memihak pada Musa, malah memihak pada Fir'aun. Karena ia menyimpang dari jalur kebenaran, maka ia selalu dibayang-bayangi, didampingi syaithan. Ulama jenis Bal'am tidak mau berpihak dan menyuarakan kebenaran karena lebih suka menuruti hawa nafsu dan tarikan-tarikan duniawi yang rendah.Kader yang tulus dan bersemangat tinggi pasti akan memiliki wawasan berfikir yang luas dan mulia. Misalnya, manusia yang memang memiliki akal akan bisa mengerti tentang berharganya cincin berlian, mereka mau berkelahi untuk memperebutkannya. Tetapi anjing yang ada di dekat cincin berlian tidak akan pernah bisa mengapresiasi cincin berlian. Ia baru akan berlari mengejar tulang, lalu mencari tempat untuk memuaskan kerakusannya. Sampailah anjing tersebut di tepi telaga yang bening dan ia serasa melihat musuh di permukaan telaga yang dianggapnya akan merebut tulang darinya. Karena kebodohannya ia tak tahu bahwa itu adalah bayangan dirinya. Ia menerkam bayangan dirinya tersebut di telaga, hingga ia tenggelam dan mati.Kebahagiaan sejati akan diperoleh manusia bila ia tidak bertumpu pada sesuatu yang fana dan rapuh, dan sebaliknya justru berorientasi pada keabadian.
Nabi Yusuf as sebuah contoh keistiqomahan, ia memilih di penjara daripada harus menuruti hawa nafsu rendah manusia. Ia yang benar di penjara, sementara yang salah malah bebas.Ada satu hal lagi yang bisa kita petik dari kisah Nabi Yusuf as. Wanita-wanita yang mempergunjingkan Zulaikha diundang ke istana untuk melihat Nabi Yusuf. Mereka mengiris-iris jari-jari tangan mereka karena terpesona melihat Nabi Yusuf. “Demi Allah, ini pasti bukan manusia”. Kekaguman dan keterpesonaan mereka pada seraut wajah tampan milik Nabi Yusuf membuat mereka tidak merasakan sakitnya teriris-iris.Hal yang demikian bisa pula terjadi pada orang-orang yang punya cita-cita mulia ingin bersama para nabi dan rasul, shidiqin, syuhada dan shalihin. Mereka tentunya akan sanggup melupakan sakitnya penderitaan dan kepahitan perjuangan karena keterpesonaan mereka pada surga dengan segala kenikmatannya yang dijanjikan.
Itulah ibrah yang harus dijadikan pusat perhatian para da'i. Apalagi berkurban di jalan Allah adalah sekedar mengembalikan sesuatu yang berasal dari Allah jua. Kadang kita berat berinfaq, padahal harta kita dari-Nya. Kita terlalu perhitungan dengan tenaga dan waktu untuk berbuat sesuatu di jalan Allah padahal semua yang kita miliki berupa ilmu dan kemuliaan keseluruhannya juga berasal dari Allah. Semoga kita terhindar dari penyimpangan-penyimpangan seperti itu dan tetap memiliki jiddiyah, militansi untuk senantiasa berjuang di jalan-Nya. Amin.
Wallahu a'lam bis shawab
Rahmat Abdullah

Sunday, June 19, 2005

Nikmatnya Hidup

Selalu bersyukur akan membuat kita bahagia.Beberapa cerita berikut ini menggambarkannya... Begitu memasuki mobil mewahnya, seorang direktur bertanya pada sopirpribadinya, "Bagaimana kira-kira cuaca hari ini?" Si sopir menjawab, "Cuaca hari ini adalah cuaca yang saya sukai." Merasa penasaran dengan jawaban tersebut, direktur ini bertanya lagi,"Bagaimana kamu bisa begit u yakin?"Supirnya menjawab, "Begini, pak, saya sudah belajar bahwa saya takselalu mendapatkan apa yang saya sukai, karena itu saya selalu menyukaiapapun yang saya dapatkan". Jawaban singkat tadi merupakan wujud perasaan syukur. Syukur merupakankualitas hati yang terpenting. Dengan bersyukur kita akan senantiasadiliputi rasa damai, tenteram, dan bahagia. Sebaliknya, perasaan takbersyukur akan senantiasa membebani kita. Kita akan selalu merasa kurangdan tak bahagia. Ada dua hal yang sering membuat kita tak bersyukur. Pertama, kita seringmemfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kitamiliki. Katakanlah Anda sudah memiliki sebuah rumah, kendaraan,pekerjaan tetap, dan pasangan yang baik. Tapi Anda masih merasa kurang. Pikiran Anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begituterobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaanyang mendatangkan lebih banyak uang. Kita ingin ini dan itu. Bila takmendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudahmendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap takpuas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yangkita miliki kita tak pernah menjadi "kaya" dalam arti yang sesungguhnya. Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang "kaya". Orang yang"kaya" bukanlah orang yang memiliki banyak hal, tetapi orang yang dapatmenikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kitamemiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaantak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apayang sudah kita miliki. Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda,pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah. Anda akan merasakan nikmatnyahidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan, pasangan, danorang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan. Seorang pengarang pernah mengatakan, "Menikahlah dengan orang yang Andacintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi." Ini perwujudanrasa syukur. Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapatmembeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore iamelihat seseorang yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itujuga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur. Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderunganmembanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa oranglain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebihpandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kayadari kita. Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput dipekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakitjiwa. Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu,Lulu."Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orangini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolakoleh Lulu." Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejutmelihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok danberteriak, "Lulu, Lulu". "Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?" tanyanya keheranan. Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah denganLulu." Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kitamiliki.Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. Cerita terakhir adalah mengenai seorang ibu yang sedang terapung di lautkarena kapalnya karam, namun tetap berbahagia. Ketika ditanya kenapademikian, ia menjawab, "Saya mempunyai dua anak laki-laki. Yang pertamasudah meninggal, yang kedua hidup di tanah seberang. Kalau berhasilselamat, saya sangat bahagia karena da pat berjumpa dengan anak keduasaya. Tetapi kalaupun mati tenggelam, saya juga akan berbahagia karenasaya akan berjumpa dengan anak pertama saya ."( Sumber : dari Millis tetangga )

Monday, June 13, 2005

Dunia Semakin tua atau kita ???

Nggak sadar ya…tiba-tiba umur dah hampir-hampir 30-an
Nggak sadar ya....tiba-tiba baru kemarin lulus sekarang dah punya anak
Nggak sadar ya....makin lama makin tua umur kita dan makin sibuk
Nggak sadar ya ... ilmu kita masih sedikit
Nggak sadar ya...dunia makin tua dan penat terasa..

Sadar nggak sih kita....???
Atau nggak mau tahu dengan situasi ini...
Atau pura-pura nggak tahu.
Atau....emang nggak tahu....
Ooo...mungkin lagi mau dipikirkan...
Atau belum kepikiran

Kayaknya baru kemarin deh masih bermain mobil-mobilan
ee...sekarang dah pegang stir mobil beneran.
Kayaknya baru kemarin pake kaos oblong en kucel
ee....sekarang dah pake dasi en pake kemeja
kayaknya baru kemarin duduk dibangku sekolah...
ee....sekarang dah dikantoran...

Eh...kok enggak terasa ya...???
Apa emang tidak terasa ya....
Kemana aja sih....sampai nggak terasa.???
Wah...mungkin ini yang dikatakan dalam Al-Qur`an
“ Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). “(QS.Ar-Ra`ad : 26)
atau “Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? “ ( QS.Al-An`am : 32 )

Nah..sudahkah kita memahaminya…apa yg selama ini kita lakukan didunia??

Akhiratkah atau duniakah ?
Atau keduanya..? atau salah satunya…..?

( Abu Syahid )13 Juni 2005

Sunday, May 22, 2005

Syahid , Umbu , Rima , Agus , Riri ( Pacarnya Umbu ) en ? nggak tahu yg satu laginya siapa ? Posted by Hello
SEIN Familly Day 2005 Posted by Hello

Wednesday, May 18, 2005

Virus Polio

From Wikipedia (Free ensiklopedia-red) of Indonesia..
http://id.wikipedia.org/wiki/Polio

Klasifikasi virus
Golongan:Golongan IV ((+)ssRNA)
Keluarga: Picornaviridae
Marga: Enterovirus

Spesies:Poliovirus
Poliomyelitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
1 Etimologi
2 Sejarah
3 Apakah polio itu?
4 Jenis Polio
4.1 Polio non-paralisis4.2 Polio paralisis spinal4.3 Polio bulbar
5 Anak-anak dan polio
6 Vaksin efektif pertama
7 Usaha pemberantasan polio
8 Pranala luar

Etimologi
Kata polio berasal dari bahasa Yunani πολιομυελίτις, atau bentuknya yang lebih mutakhir πολιομυελίτιδα, dari πολιός "abu-abu" dan μυελός- "bercak".
Sejarah
Polio sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah. Lukisan dinding di kuil-kuil Mesir kuno menggambarkan orang-orang sehat dengan kaki layuh yang berjalan dengan tongkat. Kaisar Romawi Claudius terserang polio ketika masih kanak-kanak dan menjadi pincang seumur hidupnya.
Virus polio menyerang tanpa peringatan, merusak sistem saraf menimbulkan kelumpuhan permanen, biasanya pada kaki. Sejumlah besar penderita meninggal karena tidak dapat menggerakkan otot pernapasan. Ketika polio menyerang Amerika selama dasawarsa seusai Perang Dunia II, penyakit itu disebut ‘momok semua orang tua’, karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup.

Apakah polio itu?
Polia adalah penyakit menular yang dikategorikan sebagai penyakit peradaban. Polio menular melalui kontak antarmanusia. Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi feses. Poliovirus adalah virus RNA kecil yang terdiri atas tiga strain berbeda dan amat menular. Virus akan menyerang sistem saraf dan kelumpuhan dapat terjadi dalam hitungan jam. Polio menyerang tanpa mengenal usia, lima puluh persen kasus terjadi pada anak berusia antara 3 hingga 5 tahun. Masa inkubasi polio dari gejala pertama berkisar dari 3 hingga 35 hari.
Polio dapat menyebar luas diam-diam karena sebagian besar penderita yang terinfeksi poliovirus tidak memiliki gejala sehingga tidak tahu kalau mereka sendiri sedang terjangkit. Setelah seseorang terkena infeksi, virus akan keluar melalui feses selama beberapa minggu dan saat itulah dapat terjadi penularan virus.

Jenis Polio
Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.
Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah poliovirus menyerang usus, virus ini akan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Poliovirus menyerang saraf tulang belakang dan neuron motor -- yang mengontrol gerak fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu. Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan mempengaruhi sistem saraf pusat -- menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan neuron motor. Neuron motor tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas -- kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung neuron motor yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai otot yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbgai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen penderta yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.
Anak-anak dan polio
Anak-anak kecil yang terkena polio seringkali hanya mengalami gejala ringan dan menjadi kebal terhadap polio. Karenanya, penduduk di daerah yang memiliki sanitasi baik justru menjadi lebih rentan terhadap polio karena tidak menderita polio ketika masih kecil. Vaksinasi pada saat balita akan sangat membantu pencegahan polio di masa depan karena polio menjadi lebih berbahaya jika diderita oleh orang dewasa. Orang yang telah menderita polio bukan tidak mungkin akan mengalami gejala tambahan di masa depan seperti layuh otot; gejala ini disebut sindrom post-polio.
Vaksin efektif pertama
Vaksin efektif pertama dikembangkan oleh Jonas Salk. Salk menolak untuk mematenkan vaksin ini karena menurutnya vaksin ini milik semua orang seperti halnya sinar matahari. Namun vaksin yang digunakan untuk inokulasi masal adalah vaksin yang dikembangkan oleh Albert Sabin. Inokulasi pencegahan polio anak untuk pertama kalinya diselenggarakan di Pittsburgh, Pennsylvania pada 23 Februari 1954. Polio hilang di Amerika pada tahun 1979.
Usaha pemberantasan polio
Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt mendirikan Yayasan Nasional Bagi Kelumpuhan Anak-Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan merawat mereka yang sudah terjangkit. Yayasan itu membentuk March of Dimes. Ibu-ibu melakukan kunjungan dari rumah ke rumah, anak-anak membantu melakukan sesuatu untuk orang lain, bioskop memasang iklan, semuanya bertujuan minta bantuan satu dime, atau sepuluh sen. Dana yang masuk waktu itu digunakan untuk membiayai penelitian Dokter Jonas Salk yang menghasilkan vaksin efektif pertama. Tahun 1952, di Amerika terdapat 58 ribu kasus polio. Tahun 1955 vaksin Salk mulai digunakan. Tahun 1963, setelah puluhan juta anak divaksin, di Amerika hanya ada 396 kasus polio.
Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa Amerika akan mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin polio. Informasi ini diberikan secara gratis, kepada 75 negara, termasuk Uni Soviet.
Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO mensahkan resolusi untuk menghapus polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh dunia. Meskipun pada tahun 2000, polio belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga di bawah 500. Polio tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah kecil di India dan Pakistan. India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup sukses. Sedangkan di Nigeria, penyakit ini masih terus berjangkit karena pemerintah yang berkuasa mencurigai vaksin polio yang diberikan dapat mengurangi fertilitas dan menyebarkan HIV. Tahun 2004, pemerintah Nigeria meminta WHO untuk melakukan vaksinasi lagi setelah penyakit polio kembali menyebar ke seluruh Nigeria dan 10 negara tetangganya. Konflik internal dan perang saudara di Sudan dan Pantai Gading juga mempersulit pemberian vaksin polio.
Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka infeksi polio meningkat dari 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003. Sebagian penderita berada di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria memiliki 763 penderita, India 129, dan Sudan 112.
Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi akibat strain virus yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau orang yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal lainnya.


Polio Impor di SukabumiSenin, 09 Mei 2005 16:53 WIB
http://www.tempointeraktif.com/hg/grafis/2005/05/09/grf,20050509-01,id.html

CARA PENULARAN POLIOPolio disebabkan virus poliomyelitis. Satu dari 200 infeksi berkembang menjadi kelumpuhan. Sebanyak 5-10 persen pasien lumpuh meninggal ketika otot-otot pernapasannya menjadi lumpuh. Kebanyakan menyerang anak-anak di bawah umur tiga tahun (lebih dari 50 persen kasus), tapi dapat juga menyerang orang dewasa. Pencegahan dengan vaksinasi secara berkala, idealnya pada masa kanak-kanak.
PENULARANA Virus masuk ke tubuh melalui mulut, bisa dari makanan atau air yang tercemar virus.B Virus ditemui di kerongkongan dan memperbanyak dirinya di dalam usus.C Menyerang sel-sel saraf yang mengendalikan otot, termasuk otot yang terlibat dalam pernapasan.
VIRUS POLIO Ada tiga tipe virus: tipe 1, 2, dan 3. Tipe 1 adalah yang terganas dan umum terjadi. Tipe 2 tak pernah terdeteksi di seluruh dunia sejak 1999.
SIKLUS HIDUP VIRUS POLIO1Satu virus polio mendekatisebuah sel saraf melalui aliran darah.2 Reseptor-reseptor sel saraf menempel pada virus.3 Capsid (kulit protein) dari virus pecah untuk melepaskan RNA (materi genetik) ke dalam sel.4 RNA polio bergerak menuju sebuah ribosom-stasiun perangkai protein pada sel.5 RNA polio menduduki ribosom dan memaksanya untuk membuat lebih banyak RNA dan capsid polio.6 Capsid dan RNA polio yang baru bergabung untuk membentuk virus polio baru.7 Sel inang membengkak dan meledak, melepaskan ribuan virus polio baru kembali ke aliran darah.
FAKTABanyak jenis sel manusia memiliki reseptor yang cocok dengan virus polio; tak diketahui mengapa virus suka neuron motorik ketimbang sel lain.
Dari 200 virus yang bertemu sel, hanya satu yang sukses masuk dan bereplikasi.
Di kultur jaringan, dalam 6-8 jam, virus berbiak menjadi 10-100 ribu partikel virus per sel.
Sistem kekebalan tubuh melindungi diri dengan memproduksi antibodi yangmelawan protein yang ditutupi virus, mencegah virus berinteraksi dengan sel yang lain.
Orang yang pernah terinfeksi, kebal terhadap infeksi dari tipe virus yang sama.
Polio Impor di Sukabumi (II)Selasa, 10 Mei 2005 12:31 WIB
BILA POLIO MENYERANG OTOT
GEJALAKebanyakan orang yang terinfeksi virus polio memiliki sedikit, jika ada, gejala.Yang lain memiliki gejala jangka pendek, termasuk sakit kepala, kelelahan, demam, kaku leher, dan nyeri otot punggung.Jika sistem saraf telah terserang, dapat terjadi kelumpuhan permanen, biasanya pada tungkai dan pada sedikit kasus melibatkan otot-otot pernapasan, yang membutuhkan saluran pernapasan buatan. Jika tak tertolong, pasien dapat meninggal dunia.
VAKSIN POLIOAda dua jenis vaksin polio, vaksin polio oral yang ditemukan Albert Sabin dan vaksin polio yang dinonaktifkan yang dikembangkan Jonas Salk.Vaksin polio oral: Diberikan ke dalam mulut. Berisi virus polio hidup yang telah dilemahkan.Vaksin polio yang tidak aktif: Pemberiannya dengan cara disuntikkan. Mengandung virus polio yang telah dimatikan.
NEGARA ENDEMIK
Polio masih masalah bagi negara berkembang. Pada 1988, diluncurkan inisiatif global membasmi polio. Sejak saat itu kasus polio menurun 90 persen, dari 350 ribu pada 1988 menjadi 1.919 kasus pada 2002. Jumlah negara endemik pun menurun dari 125 menjadi tujuh. Saat ini, kasus tinggi terjadi di Afghanistan, Mesir, India, Niger, Nigeria, dan Pakistan.
KASUS POLIO LIAR 2005(HINGGA 4 MEI 2005)KASUS GLOBAL: 124
NEGARANigeriaSudanYamanIndiaPakistanIndonesiaEthiopiaKamerunNiger
STATUSEndemikMuncul kembaliImporEndemikEndemikImporImporImporEndemik
KASUS5424221461111 SUMBER: KORAN TEMPO http://www.tempointeraktif.com/hg/grafis/2005/05/10/grf,20050510-01,id.html

Pakar: Polio Sukabumi Diimpor Dari MekahJum'at, 06 Mei 2005 19:34 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung:Ahli penyakit Polio dari Bio Farma, Lina Soemara mengatakan, sampel virus yang diperoleh dari kasus anak pengidap penyakit polio di Sukabumi berasal dari strain virus yang ditemukan tahun lalu di Mekah, Arab Saudi. "Bukan asli Indonesia, tapi impor," katanya kepada Tempo melalui telepon, Jumat (6/5). Menurut Tenaga Ahli dari Divisi Surveilance dan Evaluasi Produk PT Bio Farma, kepastian virus impor itu diperoleh setelah sampel virus yang diterimanya dikirim ke Global Specialized Laboratory di Mumbay, India. Sampel yang diterima dari penemuan kasus Polio pada 21 April lalu di Sukabumi, setelah diperiksa oleh laboratorium di Mumbay, ternyata memiliki susunan nukleotide atau sequencing yang mirip dengan virus polio yang ditemukan akhir tahun lalu di Mekah, Arab Saudi. "99,2 persen susunannnya sama, hampir mirip," katanya. Menurut Lina, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan virus tersebut untuk mengetahui berapa lama virus impor itu berada di Indonesia. Ia menjelaskan, lamanya virus polio berada di suatu wilayah bisa dilihat dari perubahan susunan nukleotide virus tersebut.Kendati virusnya polio yang ditemukan itu impor, ia menjamin virus yang beredar di Indonesia tetap ampuh untuk mencegah penyebarannya. Sebab, vaksin yang beredar saat ini, tipe OPV Strain Sabbin-nya ampuh untuk mengatasi virus polio liar. Dari sifatnya, kata Lina, virus polio tersebut dapat menular. Virus tersebut tersebar melalui feces atau kotoran manusia yang kemudian termakan melalui mulut. Serangan penyakit polio, tidak hanya kepada balita tapi juga orang dewasa. Namun, untuk orang dewasa virus tersebut tidak mengakibatkan kelumpuhan. Untuk pencegahannya, papar Lina, vaksinasi lengkap sejak dini - mulai dari bayi lahir, dan terus diulang setiap bulan hingga usia bayi mencapai empat bulan - ampuh untuk mencegah serangan penyakit ini. Sementara untuk kasus serangan penyakit polio di Sukabumi, pada 21 April lalu, menurutnya, telah dilakukan imunisasi kepada empat ribu anak yang berada di desa yang terjangkit virus tersebut. Tindakan itu telah dilakukan dalam 72 jam setelah mendapatkepastian virus polio menyerang wilayah itu. Ahmad Fikri

Friday, May 13, 2005

Segenggam Gundah (ode untuk para Ayah)

Subuh tadi saya melewati sebuah rumah, 50 meter dari rumah saya dan melihat seorang isteri mengantar suaminya sampai pagar depan rumah. "Yah, beras sudah habis loh..." ujar isterinya. Suaminya hanya tersenyum dan bersiap melangkah, namun langkahnya terhenti oleh panggilan anaknya dari dalam rumah, "Ayah..., besok Agus harus bayar uang praktek". "Iya..." jawab sang Ayah. Getir terdengar di telinga saya, apalah lagi bagi lelaki itu, saya bisa menduga langkahnya semakin berat. Ngomong-ngomong, saya jadi ingat pesan anak saya semalam, "besok beliin lengkeng ya" dan saya hanya menjawabnya dengan "Insya Allah" sambil berharap anak saya tak kecewa jika malam nanti tangan ini tak berjinjing buah kesukaannya itu. Di kantor, seorang teman menerima SMS nyasar, "jangan lupa, pulang beliin susu Nadia ya". Kontan saja SMS itu membuat teman saya bingung dan sedikit berkelakar, "ini, anak siapa minta susunya ke siapa". Saya pun sempat berpikir, mungkin jika SMS itu benar-benar sampai ke nomor sang Ayah, tambah satu gundah lagi yang bersemayam. Kalau tersedia cukup uang di kantong, tidaklah masalah. Bagaimana jika sebaliknya? Banyak para Ayah setiap pagi membawa serta gundah mereka, mengiringi setiap langkah hingga ke kantor. Keluhan isteri semalam tentang uang belanja yang sudah habis, bayaran sekolah anak yang tertunggak sejak bulan lalu, susu si kecil yang tersisa di sendok terakhir, bayar tagihan listrik, hutang di warung tetangga yang mulai sering mengganggu tidur, dan segunung gundah lain yang kerap membuatnya terlamun. Tidak sedikit Ayah yang tangguh yang ingin membuat isterinya tersenyum, meyakinkan anak-anaknya tenang dengan satu kalimat, "Iya, nanti semua Ayah bereskan" meski dadanya bergemuruh kencang dan otaknya berputar mencari jalan untuk janjinya membereskan semua gundah yang ia genggam. Maka sejarah pun berlangsung, banyak para Ayah yang berakhir di tali gantungan tak kuat menahan beban ekonomi yang semakin menjerat cekat lehernya. Baginya, tali gantungan tak bedanya dengan jeratan hutang dan rengekan keluarga yang tak pernah bisa ia sanggupi. Sama-sama menjerat, bedanya, tali gantungan menjerat lebih cepat dan tidak perlahan-lahan. Tidak sedikit para Ayah yang membiarkan tangannya berlumuran darah sambil menggenggam sebilah pisau mengorbankan hak orang lain demi menuntaskan gundahnya. Walau akhirnya ia pun harus berakhir di dalam penjara. Yang pasti, tak henti tangis bayi di rumahnya, karena susu yang dijanjikan sang Ayah tak pernah terbeli. Tak jarang para Ayah yang terpaksa menggadaikan keimanannya, menipu rekan sekantor, mendustai atasan dengan memanipulasi angka-angka, atau berbuat curang di balik meja teman sekerja. Isteri dan anak-anaknya tak pernah tahu dan tak pernah bertanya dari mana uang yang didapat sang Ayah. Halalkah? Karena yang penting teredam sudah gundah hari itu. Teramat banyak para isteri dan anak-anak yang setia menunggu kepulangan Ayahnya, hingga larut yang ditunggu tak juga kembali. Sementara jauh disana, lelaki yang isteri dan anak-anaknya setia menunggu itu telah babak belur tak berkutik, hancur meregang nyawa, menahan sisa-sisa nafas terakhir setelah dihajar massa yang geram oleh aksi pencopetan yang dilakukannya. Sekali lagi, ada yang rela menanggung resiko ini demi segenggam gundah yang mesti ia tuntaskan. Sungguh, diantara sekian banyak Ayah itu, saya teramat salut dengan sebagian Ayah lain yang tetap sabar menggenggam gundahnya, membawanya kembali ke rumah, menyertakannya dalam mimpi, mengadukannya dalam setiap sujud panjangnya di pertengahan malam, hingga membawanya kembali bersama pagi. Berharap ada rezeki yang Allah berikan hari itu, agar tuntas satu persatu gundah yang masih ia genggam. Ayah yang ini, masih percaya bahwa Allah takkan membiarkan hamba-Nya berada dalam kekufuran akibat gundah-gundah yang tak pernah usai. Para Ayah ini, yang akan menyelesaikan semua gundahnya tanpa harus menciptakan gundah baru bagi keluarganya. Karena ia takkan menuntaskan gundahnya dengan tali gantungan, atau dengan tangan berlumur darah, atau berakhir di balik jeruji pengap, atau bahkan membiarkan seseorang tak dikenal membawa kabar buruk tentang dirinya yang hangus dibakar massa setelah tertangkap basah mencopet. Dan saya, sebagai Ayah, akan tetap menggenggam gundah saya dengan senyum. Saya yakin, Allah suka terhadap orang-orang yang tersenyum
dan ringan melangkah di balik semua keluh dan gundahnya. Semoga.( Bayu Gautama )

Wednesday, May 04, 2005

Sesuatu yang aku khawatiri dg Kontrakan

Sudah 5tahun aku menempati Ruko yang sekarang aku gunakan . Tepatnya pada bulan April dan untuk yg ke lima kalinya juga saat itu akan membayar kontrakan untuk bulan berikutnya , seperti biasa hal ini aku lakukan untuk memperpanjang umur kontrakan toko ku .

Namun suasana saat pembayaran kali ini lain.....
sewaktu akan membayarkan kontrakan untuk tahun depan yg jumlahnya kali ini pun naik sebelumnya 5Jt setengah sekarang menjadi 6jt setengah naik 1jt....tapi Alhamdulillah uang tersebut ada , belum lagi aku ingin menyampaikan maksudku untuk merenovasi ruangan toko ku dengan penambahan Rolling Door dan perluasan ruangan antara ruangan depan dengan ruangan belakang dengan menghilangkan dinding tengah , aku sudah diminta untuk mencari kontrakan baru dengan jangka waktu 6bulan kedepan , kontan aja aku dan istriku kaget en nggak tahu harus bicara apa waktu itu , dengan alasan akan direnovasi kondisi atap dan internitenya kalau tidak dikosongkan sukar untuk direnovasi katanya , tetapi setelah menenangkan diriku aku mulai menawar-nawar untuk perpanjangan kontrakan satu tahun lagi sebelum aku mendapatkan kontrakan lagi .Allhamdulillah akhirnya diterima juga walaupun kemungkinan besar tahun depan aku akan pindah dari kontrakan itu.

Tetapi walaupun begitu sebelumnya aku sudah merasakan ada hal yang tidak enak yang akan aku dapatkan sebelum aku hendak membayarkan kontakan ku hari itu , pasalnya ketika sebelumnya cucu tiri dari yg punya kontrakan itu berkunjung dengan niat ingin menerima ( pendamping dari yg punya kontrakan ) untuk merima uang kontrakan ku . Seperti biasa cucu-cucunya itu sering melakukan hal itu bila akan ada yg bayar kontrakan . en setelah itu ada hal-hal yg tidak mengenakan .

Yah ..beginilah kalau toko masih ngontrak kapan pun bisa dipindahkan dengan alasan yg masuka akal ataupun tidak.

Semoga hal ini ada hikmahnya dikemudian hari kelak , Amin

Bekasi , 22 April 2005
TB.Rabbani Collection
Jln.Jendral Sudirman No.25 Kranji Bekasi Barat.

Tuesday, March 29, 2005

Percepatan Diri

Seorang Muslim hendaknya berbuat seperti pelari maraton yang harusberlari dalam jarak jauh. Ia akan berlaku efisien dalam mengelolasetiap sumber daya yang dimilikinya dan menjauhkan diri darikemubaziran. Suatu hari di Masjidil Haram, seorang guru tengahmenyampaikan ilmu kepada murid-muridnya. Dengan lugas, jelas, dankomunikatif guru tersebut mengajarkanmateri fikih, mualamah, jinayah, dan hukum-hukum kriminal. Namun ada yang sedikit ganjil, ternyata Pak Guru tampak jauh lebihmuda daripada murid-muridnya. Bahkan, di tengah prosesi belajarmengajar ia minta izin kepada murid-muridnya untuk minum, padahalsiang itu adalah bulan Ramadhan. Kontan saja ulahnya itu menuaiprotes. "Kenapa Anda minum, padahal ini Bulan Ramadhan?" tanya paramuridnya. Ia menjawab, "Aku belum wajib berpuasa." Siapakah Pak Guruyang terlihat nyeleneh tersebut? Ia adalah Muhammad bin IdrisAsy-Syafi'i, yang lebih kita kenal dengan Imam Syafi'i. Kita tak usahheran dengan fragmen di atas, karena pada usia yang belum baligh ImamSyafi'i sudah menjadi seorang ulama yang disegani. Sebagai gambaran, pada usia sembilan tahun ia sudah hafidz Alquran.Pada usia sepuluh tahun, isi kitab Al-Muwaththa karya Imam Malik yangberisi 1.720 hadis pilihan juga mampu dihafalnya dengan sempurna. Danpada usia 15 tahun ia telah menduduki jabatan mufti kota Mekah.Kedudukan tersebut memungkinkan ia memberikan fatwa dan mengajar diMasjidil Haram. Bahkan, di bawah usia 15 tahun Imam Syafi'i telahdikenal mumpuni dalam bidang bahasa dan sastra Arab, hebat dalammembuat syair, jago qiraat, serta memiliki pengetahuan luas tentangadat istiadat Arab yang asli. Demikianlah, Imam Syafi'i berhasil melakukan lompatan-lompatan danpercepatan dalam hidupnya. Bila orang lain bisa menjadi mufti danberhak memberi fatwa di atas usia 30-an, maka Imam Syafi'i mampumencapainya pada usia 15 tahun. Artinya, ia berhasil "menghemat" waktuselama 15 sampai 30 tahun. Sebuah prestasi fenomenal dan sulitditandingi siapapun. Begitupula dengan usaha menghafal Alquran, bilaorang lain mampu mencapainya dalam rentang usia 15-30 tahun, ImamSyafi'i berhasil melakukannya 6 sampai 15 tahun lebih cepat. Dari gambaran tersebut, kita bisa memahami bahwa ada dua jenis usia.Yaitu usia biologis; usia yang biasanya tertera dalam KTP atautercatat di akta kelahiran, dan usia keilmuan; usia kedewasaan atauusia produktif. Kedua jenis usia ini, dalam kenyataannya belum tentuseiring seirama, tegak lurus, dan sebanding antara satu sama lain. Ada yang usia biologisnya masih muda, tapi usia keilmuan danproduktivitasnya sudah sangat dewasa. Namun ada pula orang yang usiabiologisnya sudah dewasa, 40-50 tahunan, tapi usia keilmuan dankedewasaannya masih anak-anak. Jadi, yang terpenting bukan berapa usia biologis yang kita miliki ataubukan seberapa panjang waktu hidup kita di dunia, tapi seberapapanjang usia keilmuan dan kontribusi kita pada umat. Melakukan percepatan diri Bagaimana caranya agar kita mampu melakukan percepatan diri? Ada tujuh hal yang layak kita perhatikan. Pertama, adanya kesadaran untuk melakukan percepatan. Kesadaran iniakan hadir tatkala kita memiliki pengetahuan yang cukup tentang artipenting perubahan. Tanpa adanya kesadaran mustahil seseorang akanbergerak. Kesadaran dan ketidaksadaran ini bagaikan orang bangun danorang tidur. Kedua, memiliki visi dan misi. Visi adalah "mencari gambaran masadepan"; sedangkan misi adalah "sesuatu yang harus dilaksanakan dandiselesaikan untuk menuju arah masa depan sesuai dengan visi yangtelah ditetapkan". Dengan adanya visi dan misi, jalan hidup kita akanlebih terarah. Ketiga, pandai melakukan skala prioritas dalam hidup. Skala prioritassangat penting artinya karena sumber daya yang kita miliki--waktu,kesempatan, dana, kekuatan fisik--serba terbatas. Menurut Dr Quraish Shihab, apabila ada dua alternatif untuk melakukansatu di antara dua pekerjaan yang sama dan memiliki arti yang samapula, maka harus dipilih pekerjaan yang memakan waktu paling singkat.Di sisi lain apabila ada pekerjaan yang mengandung nilai tambah dandapat diselesaikan dalam waktu yang sama tanpa nilai tambah, makapilihlah pekerjaan yang memiliki nilai tambah. Misal shalat berjamaahyang lebih diutamakan daripada shalat sendirian, termasuk dalam halganjarannya yang perbandingannya 27:1. Keempat, kita harus menerapkan konsep efisiensi (penghematan). SeorangMuslim hendaknya berbuat seperti seorang pelari maraton yang harusberlari dalam jarak jauh. Ia akan seefisien mungkin mengelola setiapsumber daya yang dimilikinya dan menjauhkan diri dari kemubaziran.Orang yang efisien adalah orang yang memiliki pandangan jauh ke depan(QS Al-Hasyr [59]:18 dan QS An-Nahl [27]: 10-11).Berhemat pada dasarnya adalah menghitung apa yang akan terjadi di masadatang, bukan cerminan sikap kikir dan individualis. Ia sadar bahwahidup tidak akan selamnya lurus, ada susah ada senang. Efisiensiberarti pula melakukan segala sesuatu secara benar, tepat, akurat, danmampu membandingkan antara besaran input dan output. Kelima, masuk ke dalam lingkungan yang kondusif. Lingkungan sangatbesar pengaruhnya dalam meningkatkan optimalisasi dan pengembanganpotensi diri, baik self development (pembangunan diri) maupun socialdevelopment. Rasulullah SAW bersabda bahwa seseorang itu sangatdipengaruhi temannya (lingkungannya). Siapa yang bergaul dengan pandaibesi, dia akan terkena bau bakaran. Dan siapa yang bergaul dengan
tukang minyak wangi, maka ia akan merasakan harumnya minyak wangiKeenam, belajar dan bertumbuh secara terus menerus sepanjang hidupcontinuous lifetime learning). Henry Ford mengatakan, "Barangsiapaberhenti belajar berarti dirinya sudah tua, tidak peduli apakah diaberusia 20 tahun atau 80 tahun. Barangsiapa terus menerus belajar, diatetap awat muda. Hal terbesar dalam hidup ini adalah menjaga agar pikiran kita tetapmuda". Belajar di sini bukansekadar semangat belajar. Yang tak kalah penting adalah belajarbagaimana cara belajar yang efektif. Karena itu, sangat penting kitaharus menguasai cara belajar efektif, teknik membaca cepat, teknikmemanfaatkan kemajuan teknologi, dan lainnya. Ketujuh, kita harus memiliki sumber motivasi yang tak pernah padam.Sumber motivasi itu harus berasal dari Allah. Analoginya, motivasidari Allah bagaikan cahaya matahari yang selalu bersinar, sedangkanmotivasi yang berasal dari manusia bagaikan lampu dinding yang mudahpadam. Dalam QS Al-Baqarah ayat 154 Allah SWT berfirman: "Dan bagitiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya.Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada,Allah pasti akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat)." Demikian Allah SWT memotivasi kita untuk terus mengembangkan diri danberpacu dalam kebaikan. Wallahu a'lam bish-shawab (ems)-Kafemuslimah.com

Sunday, March 27, 2005

Arung Jeram 2 Posted by Hello
Arung Jeram Kelompok 1 Posted by Hello
Arung Jeram Cicatih River Posted by Hello

Fhoto bersama setelah selesai Arung Jeram tgl.25 Maret 2005 total peserta 16 orang
dari Kiri ke Kanan ( Atas ): Anggita,Tintin,Meita,Andik,Darmawan,Munir,Medi,Muchlisin,Iik
( Bawah) : Haris,Umbu,Hardiyanto,Purnawan(dibelakang Pak Hardi),Ari Bodong,Roni,Amali

Fhoto kedua : Kelompok dari pak Hardiyanto,Tintin,Anggita,Amali,Ari Bodong dan Umbu di kempok ini Tintin sempat jatuh keair setengah dari badannya saat berada di Jeram " Harga Diri " , lumayan samapi minum air .

Photo pertama : Kelompok dari Bpk Medi,Haris,Iik,Meita dan Andik dan dipandu oleh Sdr Syarif dikelompok ini sempat meita ketonjok gagang dayung ...he he lumayan nyonyor juga...sorry met...

Wednesday, March 16, 2005

Islam Forever Posted by Hello
New Rabbani Logo Posted by Hello

Monday, March 14, 2005

Bila Al Qur'an bisa bicara !

"Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya,
mereka itu penghuni-penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya." (QS Al A'raaf [7] : 36).

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadang kala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....
Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surah2ku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu
Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah

Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ?
Bila engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu
Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu

Sentuhilah aku kembali.………., Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai

Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. 
Semoga bermanfaat