Thursday, February 17, 2005

MEMBUKA PINTU RIZKI

Bismillahirrahmannirahim,


"Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. " (Q.S. Ath-Thalaq; 23 )
Banyak cara yang diupayakan oleh kita untuk memperoleh rezeki, baik dengan cara halal yang diridhai oleh Allah SWT maupun dengan cara haram yang menyimpang.
Bahkan kebanyakan diantara kita sudah tidak peduli lagi mana yang halal dan mana yang haram. Bagi "mereka" untuk mencari nafkah yang haram saja sangat sulit apakah lagi mencari yang halal.
Kenyataan diatas, merupakan fenomena sikap keputus-asaan masyarakat betapa sulitnya memperoleh rejeki walaupun berbagai macam cara telah diusahakan.
Terkadang mereka meyakini bahwa rejeki itu dapat diperoleh dengan usaha saja, akan tetapi ada faktor yang sangat menentukan berhasil tidaknya kita mencari rezeki. Yaitu ketentuan Allah SWT berupa kemudahan dalam membuka pintu-pintu rezeki. Adapun sebab-sebab kemudahan dalam memperoleh rezeki yaitu :

Pertama: Tobat dan Istighfar yang merupakan permohonan ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan, suatu bentuk pengakuan atas segala kesalahan yang telah dilakukan dan pernyataan menyesal atas dosa- dosa yang telah terlanjur dilakukan. Bertobat yang dilaksanakan dengan sepenuh hati dan kesadaraan akan dapat membebaskan kita dari segala tekanan batin dan hambatan mental yang membelenggu diri kita selama ini. Jika kita telah bersih dari dosa dan kesalahan maka dengan sendirinya arus keberkahan akan mudah mengalir kedalam diri kita.
"Maka aku katakan kepada mereka, 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Ampun .Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai." (Q.S. Nuh 10-12)
Juga sabda Rasul saw, "Siapa yang banyak memohon ampunan kepada Allah, niscaya Allah akan membebaskan dari berbagai kedukaan, melapangkan dari berbagai kesempitan, dan memberinya rezeki dari jalan yang tidak disangka-sangka. " (HR .Ahmad)

Kedua ; Taqwa, Imam Al-Raghib Al-Ashfahani mendefinisikan; "Taqwa yaitu menjaga jiwa dari perbuatan yang membuatnya berdosa, dan itu dengan meninggalkan apa yang dilarang dan menjadi sempurna dengan meninggalkan sebagian yang dihalalkan." Sedang Imam An-Nawawi mendefinisikan Taqwa dengan "mentaati perintah dan laranganNya." Adapun ciri-ciri orang Taqwa sebagaimana yang dijelaskan dalam Firman Allah, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Q.S. Ali Imran;134)
Dan firman Allah SWT yang lainnya, 'Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam .Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah ). Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat kebahagian'. (Q.S.
Adz-Dzariyaat 17-19) Apabila ciri-ciri ketaqwaan telah melekat dalam diri kita maka kemudahan mendapat rezeki akan kita peroleh.
"Barang siapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. " (Q.S. Ath-Thalaq; 23 )
Kemudian di ayat yang lain, "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan humi ,tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu ,maka kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri. " (Q.S Al-A'raf:96 )

Ketiga ;Tawakal dan kerja keras. Tawakal menurut Imam Al-Ghazali adalah penyandaran hati hanya kepada Allah semata .Dan menurut Imam yang lain tawakal adalah menampakan kelemahan serta penyandaran diri kepada Allah.dan dibarengi dengan kerja serta usaha yang sungguh-sungguh. Apabila kita benar benar bertawakal dan berusaha maksimal niscaya Allah akan menganugrahkan rezeki kepada kita. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wasallam :
"Sungguh ,seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar- benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung .Mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar ,dan pulang sore hari dalam keadaan kenyang ." (HR; Ibnu Maajah dan Ahmad)
Tawakal bukan berarti meninggalkan usaha. Imam Abul Qosim berkata :"ketahuilah sesungguhnya tawakkal itu letaknya di dalam hati. Adapun gerak secara lahiriah maka itu tidak bertentangan dengan tawakkal di dalam hati setelah seorang hamba meyakini bahwa rezeki itu datangnya dari Allah. Jika terdapat kesulitan , maka hal itu adalah karena taqdirNya.dan jika mendapat kemudahan, maka kemudahan itu datangnya dari Allah. "
Diantara yang menunjukan bahwa tawakkal kepada Allah tidaklah berarti meninggalkan usaha adalah riwayat Imam Ibnu Hibban dan Imam Al Hakim dari Ja'far bin Amr bin Umayah dari ayahnya r.a. ia berkata : "Seorang berkata kepada Nabi saw, 'Aku lepaskan untaku dan lalu aku bertawakkal?' Nabi saw berkata 'lkatlah kemudian bertawakallah'. "
Berdo'a selalu kepada Allah SWT semoga la menutun agar senantiasa tobat dan istigfar, bertaqwa, serta bertawakal kepadaNya sehingga pintu-pintu rezeki terbuka selebar-lebamya bagi kita. Amin.
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan humi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatan mereka sendiri. " (Q.S Al-A'raf:96 )

* Dikutip dari buku ; kunci-kunci rezeki : Syaih Dr.Fadhl Ilahi

No comments:

Post a Comment