Sunday, February 27, 2005

Untung Aku bukan anak orang kaya....he he he

Begini nih kalau jadi anak yang bukan anak orang kaya , diajak muter-muter en sekedar mejeng ditempat-tempat keramaian Jakarta kaget alias nggak siap ngeliat hal-hal yang nggak pernah atau jarang ditemui.

Memang keadaan remaja sekarang apalagi ABG ibukota bahkan sudah merambah ke pedesaan makin rusak , banyak menghambur-hamburkan waktu ngobrol sana-sini , atau cuma sekedar mejeng sambil nggodain ABG-ABG yang lewat . Atau makan -makan di Cape-cape yang menyediakan live musik untuk hura-hura , ketawa ketiwi , sambil ngemil makanan ala barat yang harganya nggak sbanding dengan gizinya , wajar kalau dinegeri ini ditimpah musibah Tsunami yang ngumpulin bantuan dana pasti anak-anak Masjid , LSM atau badan-badan sosial untuk orang-orang seperti diatas mana mau tapi kalau untuk hura-hura wah...mereka paling no satu didepan.

Ambil contoh tempat-tempat di Ibukota Jakarta , daerah Blok- M kalau malam minggu pasti banyak ngumpul anak-anak orkay yang sambil bangganya memamerkan mobil-mobil bapaknya , atau sebut aja Pantai Ancol orang berpacaran dipinggir-pinggir Trotoar nggak malu-malunya melakukan adegan seperti laiknya suami istri ( tapi nggak sampai bersetubuh , nggak tahu kalau ditempat sepi ....hi hi ) , rata-rata mereka anak-anak orang kaya yang bermobil atau minimal bersepeda motor .

Beginilah wajah Indonesiaku , siang hari bermalas-malasan mencari nafkah malamnya hura-hura dan bermaksiat.

Allhamdulillah aku bukan anak orang kaya seperti mereka coba kalau saya anak orang kaya , bukan mustahil akupun seperti mereka Nauzzubilah.

( Bekasi , 26 Februari 2005 )

2 comments:

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  2. Wah begini neh baru diajak ke KTS aja dah ngerasa shock. Apalagi ente diajak ke club, bar, ato sebangsanya yang jumlahnya gak sedikit loh di Jakarta, mungkin langsung panas dingin kali ya hehehe.... Tapi boleh lah jadi orang kaya asal digunain di jalan yang benar. Jangan sampai muslim itu identik dengan kemiskinan. Kita harus berantas itu, miskin dekat dengan syirik

    ReplyDelete